Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Impor Akan Disegel

Kompas.com - 20/10/2010, 05:53 WIB

SURABAYA,KOMPAS - Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, diperkirakan akan menjadi salah satu pelabuhan transit untuk realisasi impor beras dari Thailand dan Vietnam akhir tahun ini. Untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran saat proses distribusi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta petugas menyegel kontainer beras dan memastikan proses pengiriman berjalan lancar.

”Kontainer beras yang transit di Pelabuhan Tanjung Perak akan disegel. Kami juga akan membentuk tim pengawas agar tak ada kebocoran dalam pengiriman beras impor ini,” kata Soekarwo, Selasa (19/10), setelah menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya.

Dengan kondisi persediaan beras nasional yang semakin menyusut, sementara kondisi iklim tahun depan belum bisa diprediksi, pemerintah menginstruksikan kepada Bulog agar merealisasikan impor ke Thailand dan Vietnam untuk memperkuat stok pangan nasional.

Stok masih cukup

Khusus di Jawa Timur, stok beras di gudang Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Timur saat ini sebanyak 245.000 ton. Menurut Kepala Perum Bulog Divre Jawa Timur Agusdin Fariedh, persediaan ini masih cukup untuk lima bulan ke depan hingga sekitar bulan Februari 2011.

Dengan persediaan beras hingga lima bulan ke depan, Bulog Divre Jatim masih bisa menyalurkan beras ke Manokwari, Papua Barat, sebanyak 98.000 ton. Beras dikirimkan sebelum bencana banjir bandang menimpa Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang berada di dekat Manokwari.

”Kebutuhan beras untuk Jawa Timur sebenarnya masih cukup, tetapi keputusan impor beras ini nantinya untuk mencukupi kebutuhan beras secara nasional, khususnya daerah-daerah di luar Jatim,” papar Fariedh.

Untuk tahap pertama, impor beras diperkirakan mencapai berkisar 300.000 ton hingga 400.000 ton. Beras impor akan tiba di beberapa pelabuhan besar di Indonesia, seperti Pelabuhan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, dan Tanjung Perak di Surabaya. (ABK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com