Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulsel Ekspor Beras ke Malaysia

Kompas.com - 05/11/2010, 05:11 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Di tengah polemik tentang kebijakan impor beras, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan justru bersiap mengekspor 100.000 ton beras ke Malaysia. Langkah ini diambil karena produksi padi di Sulsel naik 15 persen dari produksi tahun lalu yang mencapai 4.324.193 ton.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel Lutfi Halide, Kamis (4/11), mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu izin dari Kementerian Pertanian untuk memenuhi permintaan negeri jiran itu. ”Mungkin saja jumlah yang disetujui kurang dari 100.000 ton mengingat saat ini sedang terjadi bencana di beberapa daerah,” katanya.

Jenis beras yang akan diekspor terdiri dari beras kristal celebes 1, kepala super, dan kepala spesial. Beras berkualitas terbaik itu menarik minat perusahaan penggilingan padi Kilang Beras Seri Merbok Malaysia, yang selama ini mengimpor beras dari Thailand. ”Perusahaan itu meminta 100.000 ton beras dikirim secara bertahap selama setahun,” kata Lutfi.

Apabila pemerintah pusat mengizinkan, lanjut Lutfi, pihaknya akan meminta perwakilan Malaysia bernegosiasi dengan PT Pertani sebagai badan usaha milik negara yang berwenang mengekspor beras kualitas medium ke atas.

Musim hujan yang berkepanjangan selama ini ternyata tidak mengganggu produksi padi di Sulsel. Berdasarkan data Dinas Pertanian Sulsel, produksi padi selama lima tahun terakhir tumbuh 11,07 persen. Produksi tahun 2006 tercatat 3.365.507 ton dan tahun berikutnya terus meningkat hingga 4.324.193 ton (2009).

Peningkatan produksi ini didukung kondisi geografis Sulsel yang memungkinkan terjadinya musim hujan secara bergantian di pesisir pantai barat dan pesisir pantai timur dalam setahun. ”Hal itu membuat petani di Sulsel pada umumnya bisa menanam padi sepanjang tahun,” kata Lutfi.

Produksi yang semakin meningkat tahun ini juga dipengaruhi penambahan lahan tanam seluas 180.000 hektar di 15 kabupaten/kota. Luas sawah di Sulsel saat ini mencapai 767.000 hektar. Sekitar 50 persen dari lahan tersebut merupakan sawah yang potensial ditanami 2-3 kali dalam setahun. Di sisi lain, dinas pertanian mampu menjamin ketersediaan pasar. Hal ini membuat petani bergairah untuk menanam padi. (RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com