Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulam Susu, dari Lampung sampai Malaysia

Kompas.com - 08/11/2010, 18:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi Lampung terkenal dengan mahkota khas Siger, kain tradisional Tapis atau batik lampung. Namun, wilayah yang jadi habitat gajah itu ternyata punya baju adat yang hampir punah, Sulam Usus. 

Baju atasan pada setiap upacara adat di Lampung ini terbuat dari kain berbahan satin. Kain tersebut dijahit sehingga berbentuk mirip usus. "Setelah dibalik dan digunting, 'usus' dipola sedemikian rupa," kata Lika, penjaga stan Mitra Binaan Pemprov Lampung dalam pameran Galeri Inovasi UMKM 2010 , Senin ( 8/11/2010 ) di Gedung 2 BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Selesai dipola, lanjut dia, kain satin yang sudah dipola itu disulam hingga jadi. "Proses penyulaman itu kira-kira dua bulan," ujar Lika.

Motif baju sulam usus biasanya hanya dibuatkan satu setelan saja. Ketika dikenakan, baju itu cukup hangat atau tidak membuat badan terasa gerah. Biasanya dipasangkan dengan tapis atau batik lampung.

Harga pakaian yang berasal dari wilayah Kabupaten Pesawaran itu berkisar mulai Rp 2 juta. "Semakin sulit motif, semakin mahal harganya," terang pegawai Dinas Koperasi dan UKM itu.

Para pengusaha sulam susu sering mendapat pesanan dari seluruh Sumatera dan Jawa sampai Malaysia. Lika mengatakan, bagi masyarakat Indonesia, sulam susu dipakai sebagai pakaian pesta adat. Sedangkan pesanan dari Malaysia biasanya berwarna putih dan diperuntukkan untuk pernikahan.

"Untuk pesanan ke negeri seberang, mereka akan menerima email dari kita berupa contoh sejumlah motif sulam susu. Mereka akan memilih motif mana yang dikerjakan dan pemesanannya harus dipastikan 2-3 bulan sebelum hari-H," papar Lika.

Galeri Inovasi UMKM 2010 digelar selama tiga hari hingga Rabu ( 8/11/2010 ) di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut digelar untuk mewadahi para pengusaha UMKM dan Pusat Inovasi UMKM yang didirikan oleh BPPT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com