Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remitansi Akan Capai 7,139 Miliar Dollar

Kompas.com - 11/11/2010, 11:17 WIB

 JAKARTA, KOMPAS.com - Remitansi atau jumlah dana yang dibawa masuk oleh buruh migran ke Indonesia pada tahun 2010 diproyeksikan akan mencapai 7,139 miliar dollar AS atau meningkat dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 6,793 miliar dollar AS. Jumlah dana tersebut melampaui bantuan asing Official Development Assistance atau ODA yang diterima Indonesia, terutama dari pemerintah Jepang, sebesar 1,2 miliar dollar AS.

"Ternyata remittance TKI (Tenaga Kerja Indonesia) jumlahnya lebih besar ketimbang ODA atau bantuan asing. Namun, masalahnya, kita lebih patuh pada bantuan asing ketimbang melayani kebutuhan buruh migran," ujar analis kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo di Jakarta, Kamis (11/11/2010).

Angka perkiraan remitansi itu sendiri diungkapkan oleh Bank Dunia. Laporan Bank Dunia tentang Migration and Development Brief ini disusun oleh Unit Migrasi dan Remitansi Bank Dunia. Tim penyusunnya terdiri atas Dilip Ratha, Sanket Mohapatra, dan Ani Silwal.

Dalam laporan itu disebutkan, pada tahun 2003 nilai remintansi, dana yang masuk ke dalam negeri, masih sebesar 1,489 miliar dollar AS; kemudian meningkat menjadi 1,866 miliar dollar AS pada tahun 2004; dan melonjak menjadi 5,722 miliar dollar AS pada tahun 2005. Mulai tahun 2007, nilai remitansi mencapai level 6 miliar dollar AS lebih, tepatnya menjadi 6,174 miliar dollar AS; dan pertama kali mencapai 7 miliar dollar ke atas pada tahun 2010.

Adapun nilai remitansi keluar (Outward Remmitance), adanya kiriman dari Indonesia ke luar negeri, selalu jauh dari nilai remintansi masuk (Inward Remmitance). Pada tahun 2004, nilai Outward Remmitance mencapai 913 juta dollar AS, padahal Inward Remmitance sudah mencapai 1,866 miliar dollar AS. Begitu juga pada tahun 2006, nilai Outward Remmitance mencapai 2,702 miliar dollar AS; sementara Inward Remmitance sudah mencapai 6,793 miliar dollar AS.

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com