Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebas Bea Impor Beras di Negeri Agraris

Kompas.com - 02/12/2010, 00:40 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Kebijakan Kementerian Perdagangan membebaskan sementara bea masuk impor beras untuk mendukung kegiatan operasi pasar oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik untuk menstabilkan harga, dinilai keliru karena akan berdampak buruk bagi kesejahteraan petani.

"Kami sangat tidak sependapat dengan kebijakan membebaskan bea masuk impor beras. Bila kebijakan ini benar-benar diterapkan, yang paling merasakan dampaknya adalah petani," ujar anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Sumatera Utara, Brilian Moktar di Medan, Rabu (1/12/12010).

Menurut politisi Fraksi PDI Perjuangan itu, pembebasan bea masuk (BM) impor beras bukanlah satu-satu jalan keluar yang harus diambil guna menstabilkan harga beras di dalam negeri agraris seperti Indonesia.

Menurut dia, kebijakan membebaskan bea masuk impor beras ada mekanisme dan aturannya, misalnya Indonesia mengalami gagal panen dan harus diambil kebijakan untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri.

"Saya malah menduga kebijakan ini pesanan dari pihak-pihak tertentu terutama para spekulan dan importir untuk mengambil keuntungan dengan mengorbankan petani," ujarnya.

Ia mengatakan, beberapa waktu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam nota keuangan R-APBN 2011 di hadapan anggota DPR-RI mengatakan, 10 kemoditi permanen di Indonesia seperti halnya beras berada dalam posisi aman dan malah di beberapa wilayah mengalami surplus.

Sehubungan dengan itu, Brilian Moktar mempertanyakan sejauhmana kinerja Departemen Pertanian terkait berbagai program yang telah dilakukan, terutama dalam penyaluran pupuk bersubsidi, pembangunan sarana dan prasarana pertanian, pembangunan irigasi, serta beberapa program lain yang telah menelan uang negara hingga triliunan rupiah.

Dengan adanya kebijakan membebaskan BM impor beras, menurut dia, mengindikasikan pemerintahan tidak mampu atau dapat dikatakan gagal meningkatkan kehidupan masyarakat di sektor pertanian.

Buktinya, kata dia, beberapa komoditi penting harus diimpor, padahal Indonesia adalah negara agraris yang mampu memberikan hasil maksimal bila dikelola secara baik dan benar.

"Sejauh ini saya belum melihat adanya peningkatan secara signifikan di sektor ini dan belum ada desain besar secara menyeluruh tentang arah pembangunan pertanian di Indonesia. Malah yang ada, melalui berbagai kebijakanya pemerintah telah menyengsarakan masyarakatnya sendiri," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com