Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Energi RI Terlalu Boros

Kompas.com - 10/12/2010, 20:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menilai konsumsi energi bangsa Indonesia masih terlalu boros dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasionalnya, dengan nilai elastisitas di angka 2,02.

"Bandingkan dengan Jerman, Jepang dan berbagai negara lainnya yang elastisitasnya minus satu. Artinya sangat efisien dalam mengonsumsi energi," kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar pada Temu Mitra dan Workshop "Strategi Penurunan Elastisitas Energi" di Jakarta, Jumat (10/12/2010).

"Setiap negara di dunia saat ini berlomba-lomba membuat nilai elastisitas energinya terus turun, demikian pula Indonesia yang pada 2025 menargetkan nilai elastisitasnya di bawah satu," ujarnya.

Di skala rumah tangga, ia mencontohkan, masyarakat Indonesia memang boros energi, sering membiarkan lampu menyala ketika ruangan tidak digunakan atau menggunakan AC dengan suhu 18 derajat Celcius tetapi juga menggunakan selimut.

Sementara iyu di skala industri, pemborosan juga tidak kalah besarnya akibat peralatan yang tidak terawat, kebocoran peralatan, atau pemanfaatan energi yang tidak hemat.

Menurut dia, energi sebenarnya sangat mahal karena cadangannya yang sudah semakin menipis, namun karena adanya subsidi, maka masyarakat merasa energi di Indonesia sangat murah dan tak berpikir untuk berhemat. "Pemerintah juga sudah mencanangkan target menurunkan tingkat elastisitas energi kurang dari satu dan mengurangi intensitas energi sebesar satu persen per tahun," ujarnya.

Nilai intensitas energi adalah perbandingan antara total penggunaan energi dengan produk domestik bruto (PDB).

Menurut Kepala Balai Besar Teknologi Energi BPPT Dr Soni Solistia Wirawan, Indonesia pada 2008 memiliki nilai intensitas energi 382 TOE (tonne of oil equivalent) per juta dollar AS. "Itu berarti untuk menghasilkan sejuta dolar AS GDP (gross domestic product), Indonesia harus mengonsumsi 382 TOE, suatu angka yang sangat tinggi," katanya.

Bandingkan dengan negara-negara maju seperti Inggris yang hanya 110, Jerman 127, AS 199, serta Jepang yang hanya 115, dan Singapura 240, sedangkan konsumsi energi primer per kapitanya hanya 0,53 TOE. Sedangkan Malaysia sekitar 3,7 TOE.

BPPT, ujar Soni, menawarkan program penurunan elastisitas ini dengan penerapan sistem manajemen energi, penerapan teknologi hemat energi, pengujian dan standarisasi efisiensi energi, pengembangan kawasan hemat energi dan kajian strategi penurunan elastisitas energi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Spend Smart
    Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

    Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

    Earn Smart
    Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

    Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

    Earn Smart
    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    Whats New
    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Whats New
    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    Whats New
    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Earn Smart
    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Whats New
    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    Rilis
    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Whats New
    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Whats New
    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

    Whats New
    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com