Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaturan BBM, Perhatikan Pertamina

Kompas.com - 13/12/2010, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah untuk mengatur konsumsi Bahan Bakar Minyak atau BBM bersubsidi mulai 1 Januari 2011 perlu diiringi dengan pematangan akan proyeksi nasib badan usaha milik negara (BUMN) utama yang bergerak di bidang perminyakan, yakni PT Pertamina. Rencana pembatasan konsumsi BBM Bersubsidi ini diharapkan tidak membuat Pertamina semakin tertekan karena harus bersaing secara mendadak dengan perusahaan minyak asing yang sudah masuk ke pasar Indonesia.

Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P), Bambang Wuryanto menegaskan hal tersebut di Jakarta, Senin (13/12/2010). Bambang berbicara dalam Rapat Kerja antara pemerintah dengan Komisi VII DPR RI, yang dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh.

Bambang menolak keinginan pemerintah untuk membatasi konsumsi BBM mulai 1 Januari 2011, kecuali jika dua syaratnya dipenuhi. Pertama, pemerintah melakukan kajian yang mendalam terkait pembatasan BBM bersubsidi. Kedua, pemerintah memihak pada Pertamina.

Pertamina perlu diperhatikan karena BUMN ini setidaknya membutuhkan 4.000 outlet Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baru untuk bersaing dengan perusahaan asing di sektor hilir. Setiap outlet dipastikan membutuhkan investasi Rp 2 miliar.

"Kalau disebutkan kesiapan dalam pemasaran BBM nonsubsidi, maka Petronas sudah sangat siap. Ini belum membicarakan kilangnya, sebab harus diperhitungkan produksi BBM-nya. Untuk mengejar itu, Pertamina belum siap. Dia baru siap pada tahun 2017. Dan ingat tentang pengamanan energi. Sekarang ada 77 negara di dunia yang berusaha mengamankan energinya. Indonesia malah mengarah ke tujuan yang berbeda," ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah sudah siap mengatur konsumsi BBM mulai 1 Januari 2011. Ini sudah dikonfirmasi kepada Pertamina secara langsung, sebab cakupan wilayahnya terbatas hanya di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) terlebih dahulu.

"Intinya untuk Jabodetabek pemerintah sudah siap. Namun, untuk keseluruhan Indonesia yang memang belum (siap). Karena tahapannya kan hingga tahun 2013. Adapun untuk Pertamina, khusus di Jabodetabek ada surat dari pertamina yang menyatakan siap," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    Spend Smart
    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Whats New
    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com