Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Siap Jalankan Pembatasan BBM

Kompas.com - 14/12/2010, 13:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan memastikan dihadapan komisi VII DPR-RI kesiapan untuk menjalankan pengendalian BBM Bersubsidi pada 2011 mendatang.

"Kami dari pertamina sudah siap menjalankan pengendalian BBM ini," ungkapnya, di DPR dalam raker bersama Komisi VII dan pemerintah, di Jakarta, Senin (13/12/2010) tengah malam.

Lebih lanjut, Karen mengatakan untuk subsitusi dari premium (BBM bersubsidi) ke Pertamax (BBM non subsidi). "Subtitusi kami siap," kata dia.

Kemudian terkait dengan jumlah impor yang akan dilakukan pertamina untuk memenuhi ketersediaan BBM non subsidi, dirinya enggan mengungkapkannya. "Berapa impor tidak bisa saya jawab di sini karena ini (pembahasan) terbuka," jelasnya.

Menjawab pertanyaan Komisi VII mengenai investasi ke SPBU untuk kesiapan ketersediaan dispenser BBM non subsidi, ditegaskannya, itu menjadi tangung jawab SPBU swasta itu sendiri. "Yang Rp 8 triliun, itu adalah investasi dari SPBU swasta. Jadi kami tidak bertanggung jawab atas investasi tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh mengatakan kesiapan SPBU dan depot yang dimaksudkan, SPBU siap adalah SPBU yang memiliki tangki penyimpanan BBM minimal 3 (solar, premium dan BBM non subsidi_ dan siap menjual (3 dispenser). Sedangkan depot siap adalah depot yang memiliki tangki timbun BBM non subsidi (perrtamax) dan siap untuk didistribusikan.

Dia juga menjabarkan kondisi SPBU pertamina per Desember 2010, di seluruh Indonesia terdapat 4667 SPBU. Dari jumlah tersebut, 1686 yang menjual pertamax. Sedangkan 2461 SPBU, memerlukan modifikasi untuk menjual pertamax. Dan 520 SPBU, memerlukan investasi tambahann untuk dapat menjual pertamax.

Mengutip data Pertamina, Menteri ESDM juga mengungkapkan perkiraan nilai investasi sarana dan fasilitas depot BBM non subsidi. Terhitung sejak Desember 2010, menurutnya, untuk Jabodetabek investasi ke SPBU dan depot pertamina mendukung kebijakan pengaturan BBM bersubsidi adalah sebesar Rp1,5 miliar.

Sedangkan pada tahun 2011, total investasi yang akan digulirkan sebesar Rp 54,5 miliar. Besaran investasi ini akan digulirkan pada Januari sebesar Rp 23,5 miliar, kemudian Rp 10 miliar pada Juli dan Oktober 2011, sebesar Rp2 1 miliar.

Lebih lanjut, pada 2012, invesasi yang akan dicairkan pada Januari sebesar Rp13,5 miliar. Dan pada Juli, investasi sebesar Rp 15 miliar. "Total investasi sarana dan fasilitas depot BBM itu sebesar Rp 84,5 miliar. Tambahan sarana dan fasilitas di depot pertamina sebanyak 10 lokasi," terangnya.

Di akhir paparannya, dikatakan bahwa target pengguna BBM bersubsidi 2011, untuk premium adalah untuk genset di daerah belum terlistriki, usaha kecil dan mmikro untuk mesin-mesin perkakas. Kemudian untuk nelayan kecil, motor tempel dan genset pembudidaya kecil. Pun untuk kendaraan angkutan penumpang umum, bus, angkutan barang berplat kuning. Begitu juga untuk sepeda motor dan kendaraan roda tiga, serta ditujukan untuk kendaraan pelayanan umum, seperti ambulance, mobil jenasah dan pemadam kebakaran. (Andri Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com