Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical: Subsidi BBM Pemborosan!

Kompas.com - 16/12/2010, 14:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie mengkritisi angka subsidi bahan bakar minyak alias BBM yang saat ini mencapai Rp 200 triliun. Subsidi ini dikucurkan ketika harga minyak dunia berada pada posisi 80 dollar AS per barrel. Diperkirakan, harga minyak dunia pada 2011 terus meroket hingga 100 dollar AS per barrel.

"Akibatnya, subsidi BBM dan subsidi lainnya akan kembali lagi mencapai angka fantastis. Saat ini subsidi mencapai Rp 200 triliun. Berapa banyak jalan, jembatan, sekolah dan puskesmas yang dapat kita bangun dengan dana sebesar itu? Pembangunan jalan tersendat, tetapi kita terus mengucurkan subsidi dalam jumlah yang fantastis untuk pengendara mobil dan motor. Betapa ironis. Betapa boros serta tidak masuk akal sikap kita sebagai sebuah bangsa," kata Ical ketika menyampaikan pidato politik pada Rapat Kerja Fraksi Partai Golkar 2010-2011 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (16/12/2010).

Akar persoalan terkait masalah ini, kata Ical, adalah kebijakan energy mix yang timpang. Masalah ini tak kunjung tuntas. "Kita mengimpor BBM yang mahal dan tidak ramah lingkungan, sementara kita terus mengekspor gas yang murah dan relatif bersih. Setiap muncul persoalan, kita memilih cara yang paling gampang, yaitu menaikkan harga BBM. Hal ini tidak boleh terus terjadi," katanya.

Ical mengatakan, pemerintah harus segera mencari jalan keluar bagaimana mengurangi subsidi secara drastis. Namun, di sisi lain tetap menolong dan membantu rakyat yang memang benar-benar membutuhkan bantuan pemerintah. "Harus diingat, subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kalangan yang mampu. Subsidi ini harus kita alihkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya," kata Ical.

Kenaikan harga BBM dipandang bukan jalan keluar yang tepat. Pemerintah harus mampu mencari pasokan energi yang lebih murah. Pemerintah harus segera menemukan formula yang tepat agar penghematan dan pengalihan anggatan dapat dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com