Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Distorsi Tidak Bisa Dihilangkan

Kompas.com - 17/12/2010, 04:46 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah yakin seluruh persiapan teknis untuk menjalankan program pengaturan bahan bakar minyak bersubsidi sudah disiapkan seluruhnya meskipun tidak sampai menghilangkan distorsi dalam pelaksanaannya nanti.

Meski demikian, pengaturan bahan bakar minyak (BBM) tidak dapat ditunda hanya karena kekhawatiran yang berlebihan terhadap risiko kebocoran BBM bersubsidi kepada orang yang tidak berhak.

”Tidak mungkin kami melakukan sebuah kebijakan yang tidak disiapkan kelayakan teknisnya dan tidak mungkin distorsi itu hilang 100 persen. Semua urusan teknis sudah disiapkan Ibu Karen (Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina). Ibarat orang akan bepergian, dia pasti mandi dulu atau sarapan dulu. Begitu juga untuk pengaturan BBM ini, kami membuat persiapan teknis yang matang,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (16/12).

Menurut Hatta, perintah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 jelas, yakni volume konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011 harus dipatok 38 juta kiloliter. Pemerintah dipersilakan melakukan berbagai kebijakan yang dibutuhkan agar target itu tercapai.

”Sebab, jika ini tidak dilakukan, volume BBM bersubsidi bisa melonjak ke 41-42 juta kiloliter, dan itu perlu dilakukan mulai awal tahun 2011. Tidak ada perintah undang-undang untuk menaikkan harga BBM sehingga satu-satunya kebijakan yang bisa dilakukan adalah pengaturan konsumsinya. Itu yang akan kami lakukan, dan kami siap dengan kebijakan itu,” ungkapnya.

Rembesan

Hatta menekankan, seluruh potensi distorsi, seperti rembesan yang terjadi saat pengaturan BBM dimulai, telah teridentifikasi pemerintah. Itu antara lain kemungkinan orang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi membeli BBM ke daerah yang masih bersubsidi. Atau pembelian dengan jeriken, begitu juga penyelundupan BBM.

”Jadi, untuk memenuhi keinginan DPR tentang kajian tambahan hingga Maret 2011, kami akan melengkapi seluruh perangkat hukum yang diperlukan untuk mendukung pengaturan BBM itu, misalnya melarang orang membeli jeriken tentunya diperlukan peraturan, itu harus diterbitkan,” paparnya.

Menurut Hatta, langkah lain adalah memerintahkan Menteri Perhubungan mendorong perubahan status kendaraan omprengan (pelat hitam yang dipakai untuk angkutan umum) menjadi kendaraan pelat kuning. Perubahan status itu penting agar kendaraan yang digunakan usaha kecil menengah itu dapat memperoleh insentif berupa BBM bersubsidi. (OIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com