Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Beri Penjaminan Kredit Macet Merapi

Kompas.com - 17/12/2010, 21:41 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pemulihan perekonomian, Penelitian dan Pelatihan Fakultas Ekonomika dan Bisnis atau P2EB Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada memberikan penjaminan kredit bagi korban letusan Gunung Merapi.

Dengan pengumpulan dana penjaminan dari donatur senilai Rp 2 miliar, program penjaminan kredit ini akan menyasar 100 orang pada tahap pertama.

Sebanyak 100 orang tersebut merupakan nasabah Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY yang menjadi korban Merapi. Menurut Direktur P2EB Anggito Abimanyu, program pemberdayaan ekonomi korban bencana Merapi ini dirancang sebagai program quick win.

"Pemulihan ekonomi harus cepat dan tepat. Program ini harus menjadi contoh keberhasilan," ujar Anggito di kantor Kompas Biro DIY, Jumat (17/12/2010).

Melalui penjaminan kredit, diharapkan perekonomian nasabah korban Merapi bisa segera pulih. Masalah pembiayaan yang dihadapi UMKM korban bencana terutama karena nasabah kesulitan men gembalian kredit dan tidak bankable.

"Kami sudah memilih 100 nasabah kredit macet Merapi yang diajukan BPD. Diawali dari BPD syariah dulu," kata Deputi Bidang Perencanaan dan Keuangan P2EB Sahid Susilo Nugroho

Dengan subsidi bunga kredit, nantinya 100 nasabah tersebut hanya akan dikenai bunga rendah. Jika pembiayaan usaha dilakukan dengan lembaga linkage seperti koperasi, nasabah dikenai biaya 4 persen atau 3 persen jika pembiayaan langsung.

Kerjasama dengan BPD sengaja dipilih sebagai bank lokal dengan nasabah yang banyak. Kredit macet korban Merapi di BPD syariah mencapai Rp 4 miliar dan Rp 18 miliar di BPD konvensional.

Hingga kini, pemerintah dinilai belum memikirkan pemulihan perekonomian bagi nasabah korban bencana Merapi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 64 tahun 2010, bank seharusnya sesegera mungkin mengidentifikasi kredit macet dalam koordinasi Bank Indonesia untuk penyelesaian bunga dan pokok nasabah.

Namun proses hapus tagih ini lama dan tidak menjadi prioritas pemerintah.

Berkaca dari pengalaman bencana gempa tahun 2006, tidak ada kepastian tentang penghapusan piutang sehingga nasabah tidak dapat memanfaatkan agunan dan tidak mendapat pinjaman baru untuk melanjutkan usaha.

Nasabah korban gempa bahkan membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk hapus tagih. "Idealnya utang harus dihapus. Ke depan, pe merintah perlu membuat kebijakan asuransi bencana sehingga rakyat tenang," tambah Anggito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

    Whats New
    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

    Whats New
    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

    Whats New
    Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

    Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

    Whats New
    Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

    Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

    Whats New
    Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

    Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

    Whats New
    Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

    Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

    Whats New
    Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

    Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

    Whats New
    Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

    Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

    Whats New
    IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

    Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

    Whats New
    CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

    CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com