Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku UKM Jadi Penjual Produk Impor

Kompas.com - 20/12/2010, 15:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Membanjirnya produk impor yang berharga rendah membuat banyak pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM) terpaksa beralih menjadi penjual. Pengusaha yang sebelumnya bersifat menciptakan produk kini beralih menjadi hanya sebagai penjual produk impor yang didominasi berasal dari India dan China. Pergeseran ini pun akan sedikit banyak mempengaruhi potensi penyerapan tenaga kerja di sektor menengah dan kecil.

Demikian disampaikan Ketua Bidang UKM, Perempuan Pengusaha Jender dan Urusan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Nina Turniasih, Senin (20/12/2010), di kantor APINDO, Gedung Permata Kuningan, Jakarta. Meski demikian, Nina mengakui keberadaan pengusaha kecil dan menengah akan tetap meningkat di tahun 2011.

"Sekarang ini dengan banyaknya produk impor berharga murah merugikan pengusaha UKM. Kalau dulu dia industri, industri pun ditutup dan sekarang hanya jual produk dari China. Jadi di sini ada perubahan yang kecil turun jadi mikro dan bahkan malah kembali ke sektor informal," ungkap Nina.

Dengan adanya peralihan usaha ini menurut Nina, sedikit banyak akan berpengaruh pada daya serap tenaga kerja sektor usaha kecil dan menangah. Di tahun 2009, jumlah UKM seluruh Indonesia lebih dari 52 juta. Jumlah itu merupakan 99,9 persen dari total seluruh pengusaha yang ada di Indonesia. Begitu banyaknya jumlah pengusaha UKM, sektor yang juga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 96 juta.

Namun, potensi penyerapan tenaga kerja ini diperkirakan akan turun di tahun mendatang. "Kalau produksi sendiri maka akan menyerap tenaga kerja yang banyak. Tapi dengan menjual produk-produk luar, tenaga kerjanya paling hanya butuh 1/3 nya. Profit juga akan semakin kecil," ujar Nina.

Nina menjelaskan konversi pengusaha UKM ini banyak terjadi di sektor garmen, kerajinan tangan, furniture, dan di sektor makanan dan minuman. "Lokasinya hampir di seluruh Indonsesia terutama di Jabodetabek, Jabar, dan Sumatera, di Kalimantan juga ada, hampir di seluruh provinsi besar di Indonesia," ucap Nina.

Kecenderungan peralihan pengusaha UKM ini di tahun 2011 diprediksi akan tetap terjadi jika arus produk impor yang memilki harga murah terus terjadi. Akan tetapi, Nina melihat di tahun mendatang pertumbuhan jumlah pengusaha UKM akan tetap tinggi yakni sekitar 10 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com