Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: "Saya Suka Pragmatisme"

Kompas.com - 03/01/2011, 17:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setuju dan menyukai prinsip pragmatisme dalam bidang ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebangsaan Indonesia.

"Kita dianjurkan untuk pragmatis. Saya suka pragmatisme," kata Presiden saat membuka perdagangan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/1/2011).

Presiden Yudhoyono menjelaskan, pragmatisme dalam bidang ekonomi adalah salah satu ciri dari sebuah negara yang adaptif. Suatu negara harus adaptif terhadap perkembangan ekonomi global untuk meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.

Menurut Kepala Negara, Indonesia harus semakin terbuka dan cerdas dalam menyikapi perkembangan perekonomian dunia.

Prinsip pragmatisme harus dimaknai sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Prinsip itu, kata Yudhoyono, juga harus dilakukan dalam kebijakan-kebijakan yang benar dan etis. "Pragmatisme dengan prinsip. Pragmatisme yang memberikan manfaat untuk semua," katanya.

Presiden meminta masyarakat untuk tidak terjebak dalam perdebatan dan retorika tentang ideologi dalam ekonomi. Menurut Presiden, perdebatan tentang kelebihan dan kelemahan ideologi ekonomi tertentu hanya akan mengganggu pembangunan. "Jangan sampai terganggu dengan retorika ideologi," kata Presiden.

Presiden menargetkan Indonesia menjadi kekuatan baru dunia pada 2025. "Visi Indonesia 2025, kita ingin menjadi emerging nation," katanya.

Presiden meminta semua warga negara Indonesia saling bekerja sama sehingga Indonesia bisa mencapai target dalam waktu 15 tahun. "Dalam waktu 15 tahun, kita berharap bisa mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang jauh lebih baik daripada sekarang," ujarnya.

Presiden berharap, usaha mencapai target 15 tahun itu dilakukan dengan berbuat yang terbaik setiap tahun. Untuk itu, Yudhoyono berharap semua elemen masyarakat bersama-sama mewujudkan target untuk 2011, antara lain pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, penurunan pengangguran hingga 7 persen, dan pengurangan penyandang kemiskinan hingga 11,5 persen.

Menurut Yudhoyono, Indonesia adalah negara besar. Oleh karena itu, pembangunan Indonesia juga harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com