Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martina Berto Mulai Ditawarkan ke Publik

Kompas.com - 04/01/2011, 19:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Martina Berto mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 11 kali atau senilai Rp 3,4 triliun selama masa penawaran awal (bookbuilding) mulai 8-20 Desember 2010.

"Pada masa penawaran awal (bookbuilding) telah dialokasikan penjatahan tetap (fixed allotment) sebanyak 98 persen. Sisanya yakni 2 persen ditawarkan melalui penawaran," sebut Direktur Investment Banking PT Trimegah Securities Tbk., Abraham Arief, selaku penjamin emisi dalam siaran pers Martina Berto.

Menurut Abraham seperti dikutip Antara, meski IPO perusahaan mengalami kelebihan permintaan hingga 11 kali itu, perusahaan tidak berencana menambah (up size) porsi saham yang ditawarkan.

Selaku penjamin emisi, pihaknya tidak memberikan keistimewaan tertentu bagi investor yang tertarik memiliki saham Martina Berto. "Semua diberlakukan sama. Ada investor asing, tapi kebanyakan investor lokal," ujarnya.

PT Martina Berto  yang akan diperdagangkan dengan kode saham "MBTO" melepas 355 juta lembar saham baru atau setara dengan 33,17 persen modal yang ditempatkan dan disetor. Kisaran harga penawaran Rp 650 hingga Rp 850.

Penawaran umum perdana saham kepada investor retail dalam negeri dilakukan pada 3 sampai dengan 7 Januari 2011. Perusahaan mendapat izin efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam/LK) pada 30 Desember 2010 lalu, Martina Berto akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Januari 2011 mendatang.

Pada 2010 lalu, perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 574,773 miliar dengan laba kotor Rp 309,003 miliar. Beban usaha Rp 258,118 miliar. Laba bersih Rp 36,665 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com