Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemkeu Siap Tambah Pasokan Data Gayus

Kompas.com - 19/01/2011, 18:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Keuangan berjanji akan menyusulkan lagi data terkait Gayus Tambunan yang diminta oleh aparat penegak hukum. Data tersebut akan disiapkan sama seperti data yang sudah diserahkan kepada pihak Badan Reserse Kriminal Polri pada 15 Januari 2011.

"Sesuai dengan komitmen Menteri Keuangan, sekiranya aparat penegak hukum masih memerlukan dokumen-dokumen lain, selain yang diserahkan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 15 Januari 2011 kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Keuangan akan segera menyusulkannya," ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan Yudi Pramadi di Jakarta, Rabu (19/1/2011).

Menurut Yudi, pihaknya mendukung sepenuhnya proses penegakan hukum, khususnya terkait dengan kasus Gayus Tambunan. "Oleh karena itu, Kementerian Keuangan akan selalu memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh aparat penegak hukum," ungkapnya.

Seperti diketahui, pada 15 Januari 2011, Kementerian Keuangan menyerahkan tiga kardus besar data yang berisi 151 berkas dokumen wajib pajak yang diminta Polri terkait dengan penyidikan kasus makelar pajak oleh Gayus Tambunan. Dokumen yang diminta lebih banyak dari angka sebelumnya, yakni 149 berkas, karena ada tambahan lima nama wajib pajak dari Badan Reserse Kriminal.

"Sebelumnya, Kapolri meminta 149 wajib pajak, belakangan Bareskrim meminta tambahan lima lagi. Namun, tiga dari lima itu sudah ada dalam daftar 149 wajib pajak sehingga hanya ada tambahan dua wajib pajak saja. Dengan demikian, total dokumen yang kami serahkan adalah 151 berkas. Jadi memang ada dua surat. Satu surat dari Kapolri yang meminta 149 wajib pajak. Kedua, surat Kabareskrim yang meminta tambahan lima lagi," tutur Kepala Biro Bantuan Hukum Kementerian Keuangan Indra Surya saat itu.

Surat permintaan data terkait wajib pajak yang berhubungan dengan Gayus dikirim Kapolri Jenderal Timur Pradopo ke Kementerian Keuangan pada 22 Desember 2010. Surat tersebut baru bisa dibaca Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada 23 Desember 2010 dan langsung ditindaklanjuti dengan perintah persiapan data kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, Biro Bantuan Hukum Kementerian Keuangan, dan Pengadilan Pajak.

Namun, penghimpunan data itu terpotong oleh hari libur tanggal 24 dan 25 Desember 2010. Ditambah dengan kesibukan menyelesaikan masalah anggaran, maka penyerahan data ini baru bisa dilakukan pada 15 Januari 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

    Whats New
    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

    Whats New
    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

    Whats New
    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

    Whats New
    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

    Whats New
    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

    Whats New
    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

    Spend Smart
    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

    Whats New
    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

    Whats New
    Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

    Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

    Whats New
    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

    Whats New
    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

    Whats New
    Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

    Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com