Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhasil Ekspor Beras Organik ke AS

Kompas.com - 23/01/2011, 16:01 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Keberhasilan petani dari Kabupaten Tasikmalaya mengekspor beras organik ke sejumlah negara sejak 2009 semakin menguatkan tekad pemerintah setempat untuk menjadikan Tasikmalaya sebagai lumbung pangan organik Jawa Barat. Untuk itu, saat ini luas lahan sawah organik yang akan diuji sertifikasi organik terus diperluas.

Terdapat 320 hektar sawah yang dikelola secara organik lebih dari lima tahun oleh petani. Sawah ini telah mendapat sertifikat organik internasional dan perdagangan berkeadilan dari The Institute for Marketology (IMO), sebuah lembaga sertifikasi internasional yang berbasis di Swiss. Dari sawah inilah beras dieskpor ke Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Jerman, dan Uni Emirat Arab (UEA).

"Kami sekarang sedang menyiapkan 50 hektar sawah yang akan diajukan sertifikasi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Kemudian ada juga 30 hektar sawah yang sudah dikelola secara organik selama tiga tahun yang akan diajukan sertifikasi ke IMO bersamaan dengan perpanjangan sertifikat untuk 320 sawah terdahulu. Di luar itu sedang dikembangkan juga 30 hektar beras hitam yang juga akan dikelola secara organik," tutur Kepala Bidang Produksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Soni Prayatna, Minggu (23/1/2011).

Dengan modal sawah organik yang ada sekarang dan keberhasilan petani menembus pasar ekspor, kata Soni, pemerintah daerah bertekad menjadikan Kabupaten Tasikmalaya sebagai lumbung pangan organik di Jawa Barat. "Lumbung beras Jawa Barat bolehlah Karawang atau Indramayu, tapi lumbung pangan organik ya Kabupaten Tasikmalaya. Cita-cita jangka panjang kami ingin menjadikan seluruh sawah di Kabupaten Tasikmalaya yang seluas 49.565 hektar menjadi sawah organik," tuturnya.

Soni menambahkan, yang terpenting dari pengembangan sawah organik ini adalah terciptanya lingkungan ekosistem sawah yang sehat yang akan diwariskan kepada anak cucu kita.

Sementara itu, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik Tasikmalaya yang selama ini mengekspor beras organik ke sejumlah negara sedang menantikan mesin penyortir warna beras dan alat vakum bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tambahan alat penyortir warna diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan beras dan menekan biaya produksi sortasi beras secara manual.

Ketua Gapoktan Simpatik Uu Saeful Bahri mengatakan, biaya untuk tenaga kerja penyortir beras mencapai Rp 16 juta untuk 18 ton beras. "Karena proses sortir dilakukan manual, produksi beras organik dalam sebulan hanya 18 ton. Padahal, dalam sebulan permintaan bisa lebih dari itu," ujarnya.

Pengalaman petani di Kabupaten Tasikmalaya, produksi padi organik dari 1 hektar sawah bisa mencapai 12 ton, sedangkan produktivitas sawah konvensional paling tinggi 7 ton per hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com