Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Bisa Lanjut Makin Mahal Tahun Ini

Kompas.com - 27/01/2011, 13:23 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Kebijakan Federal Reserve mempertahankan stimulus moneter berpotensi mengangkat harga emas. Pasalnya, kebijakan stimulus yang sama telah berhasil mendongkrak kenaikan harga emas pada tahun lalu.

Hingga pukul 11.45 WIB, emas untuk kontrak pengiriman Februari 2011 di Divisi COMEX Pasar NYMEX Amerika Serikat naik 0,92 persen dari 1.333 dollar AS per troy ounce ke level 1.345 dollar AS per troy ounce.

Kemarin The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 0 hingga 0,25 persen. Bank sentral juga mempertahankan program stimulus senilai 600 miliar dollar AS hingga Juni. Pernyataan itu menggiring kenaikan harga emas kemarin, sebagai yang terbesar pada tahun ini.

Analis dari Barclays Capital, Yingxi Yu, menyebutkan selama Fed mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter, itu akan positif untuk emas. "Pernyataan Fed mencerminkan ketidakpastian prospek ekonomi, yang sudah menopang emas dalam beberapa tahun terakhir. Kami melihat penurunan harga hanya koreksi jangka pendek," ujarnya.

Tahun lalu emas melaju 30 persen karena investor AS dan Eropa membeli emas untuk lindung nilai terhadap pelemahan dollar AS akibat pengucuran stimulus.

Selain pelemahan dollar yang menopang emas, permintaan fisik dari Asia, khususnya China dan India, bisa mengangkatnya lebih lanjut. "Kami memperkirakan harga emas akan terus menguat hingga akhir tahun ini," ujar Mark Pervan, kepala penelitian komoditas di Australia dan New Zealand Banking Group Ltd., di Sydney. (Dupla Kartini/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com