Sepasang suami istri yang bekerja di Shanghai, China, menyatakan, tahun ini mereka akan pulang kampung untuk merayakan Imlek 2562 bersama anak-anaknya di Chongqing. Tekad pasangan ini sangat besar, mengingat sudah lama sekali mereka tidak bisa pulang ke Chongqing karena sulit sekali mendapatkan tiket kereta api.
Semula, Xiong Liangshan, dan istrinya, yang bekerja sebagai teknisi listrik dan leding sejak tahun 1989, bisa pulang ke kampungnya naik kapal uap. Namun, sejak tahun 1998, kapal uap itu tidak lagi beroperasi. Satu-satunya alternatif pengganti hanya kereta api. Dari tahun 1998 hingga 2010, mereka hanya sekali mendapat kesempatan untuk pulang kampung, yakni tahun 2002. Itu pun setelah dua hari mereka mengantre tiket kereta api (KA) di stasiun.
Kesulitan mendapatkan tiket KA menjadi peristiwa yang umum setiap tahun, terutama menjelang Imlek. Penduduk yang mudik ke kampung halaman berjumlah 230-an juta orang sehingga sulit sekali mendapatkan transportasi umum yang jumlahnya terbatas.
Kesulitan mendapatkan tiket KA membuat banyak orang mulai menjalankan upaya-upaya cerdik untuk mendapatkannya. Misalnya, seorang mahasiswa memakai maneken perempuan untuk antre tiket kereta. Ia mengambil cara itu karena tidak tahan harus berjam-jam berdiri mengantre tiket di udara dengan suhu di bawah nol derajat celsius.
Ada pula penumpang yang mencoba memakai kartu pelajar palsu ketika membeli tiket agar mendapatkan potongan harga khusus pelajar.
Melihat kesulitan yang dihadapi masyarakat untuk mendapatkan tiket, Pemerintah China kini banyak memperbaiki sistem transportasi, terutama untuk angkutan KA. Apalagi pada Imlek 2011 diprediksi 230-an juta orang naik KA untuk mudik. Jumlah itu naik 12,5 persen dari tahun sebelumnya.
Menurut Wang Zhiguo, Wakil Menteri Kereta Api, seperti dikutip dari
Beijing
Persoalan transportasi bukan hanya persoalan negara. Kota-kota besar di China pun menghadapi persoalan transportasi. Beijing, ibu kota China, juga menghadapi masalah transportasi dan lalu lintas padat. Beijing memiliki populasi mencapai 17 juta jiwa. Pemerintah Kota Beijing membuat sejumlah kebijakan yang berkaitan dengan transportasi dan lalu lintas agar kota itu tetap nyaman untuk dihuni.
Misalnya, Pemerintah Kota hanya mengizinkan mobil yang teregistrasi sebagai mobil Beijing yang boleh masuk ke Beijing. Selain itu, pemerintah juga mengatur izin lalu lalang mobil berdasarkan nomor pelat mobil secara bergantian setiap hari.