Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Asing Minati UKM

Kompas.com - 18/02/2011, 04:17 WIB

Jakarta, Kompas - Usaha kecil dan menengah menjadi magnet baru bagi kredit perbankan, termasuk bank-bank nasional yang sebagian besar sahamnya dikuasai asing. Kondisi ini membuat kalangan UKM memiliki pilihan kredit. Persaingan kredit antarbank akan semakin ketat.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Farid Rahman berpendapat, ”kue” kredit UKM sangat besar. Bank dapat bermain di ceruk masing-masing karena selalu ada pasar yang tersedia.

”Karena persaingan lebih ketat, pelayanan perbankan kini harus lebih baik,” ujar Farid di Jakarta, Kamis (17/2).

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Wanita Pengusaha, Wanita Pekerja, Gender, dan Urusan Sosial Nina Tursinah, bank yang dikuasai asing kini mau turun ke lapangan menangkap potensi nasabah kredit UKM yang ada.

Menurut Nina, bank asing yang mengincar UKM mempertimbangkan bisnis dalam jangka panjang. Sementara perbankan nasional dalam mendekati UKM selalu mempersoalkan biaya tinggi. Padahal, semestinya ada mekanisme yang bisa dibangun untuk memperkecil biaya.

Apindo bekerja sama dengan bank umum menjembatani kredit ke UKM binaan Apindo dengan suku bunga 9,5 persen. Menurut Nina, ada usaha binaan Apindo yang membutuhkan modal maksimal Rp 20 juta. Namun, ada yang hingga Rp 500 juta.

51,26 juta UKM

Ada 51,26 juta UKM di Indonesia tahun 2010. Kontribusi UKM terhadap PDB mencapai Rp 2.609 triliun atau hampir seperempat dari total PDB nasional. Peran UKM terhadap ekspor nonmigas Rp 142,8 triliun.

PT Bank DBS Indonesia yang dikuasai DBS Singapura mengakui mengincar kredit UKM. Komisaris Bank DBS Indonesia Bernard Tan menyebutkan, DBS akan memacu pertumbuhan kredit UKM, selaras dengan harapan Bank Indonesia.

Presiden Direktur DBS Indonesia Hendra Gunawan menambahkan, penetrasi bank asing dalam kredit UKM terkendala jaringan. Portofolio total kredit Bank DBS Indonesia pada tahun 2009 mencapai Rp 14,9 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com