Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Batik Bogor Menembus Dunia

Kompas.com - 20/03/2011, 15:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, Batik tidak hanya menjadi kebanggaan Jogja, Solo, dan sekitarnya. Kota hujan Bogor pun yang terkenal dengan pusat kuliner, seperti roti unyil dan asinan Bogor, kini pun bisa memproduksi batik. Batik Bogor Tradisiku, begitulah merek dari usaha batik yang didirikan oleh pelopor Batik Bogor Siswaya, pada 13 Januari 2008.

Usahanya sendiri telah dimulai akhir 2007. Saat ini, telah memiliki 30 orang karyawan, termasuk yang tidak tetap. "Bapak yang mendirikan usaha ini, padahal Bapak dan keluarga nggak ada yang sebagai pembatik," tutur putri Siswaya, Lisha Luthfiana Fajri kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (20/3/2011).

Meski diakui ayahnya memang kelahiran Jogja, tapi sudah 28 tahun tinggal di Bogor. "Kenapa diambil nama itu? Itu suatu doa juga, agar Batik Bogor menjadi tradisi. Selain itu, Bapak ingin memberikan sesuatu untuk melestarikan batik sebagai budaya Indonesia," jelasnya.

"Bogor kan awalnya nggak ada batik, jadi dengan ada usaha ini membuka lowongan pekerjaan. Nah, karena mereka nol pengetahuan membatiknya, kita adakan pelatihan, juga didatangkan tenaga-tenaga ahli," jelas Lisha.

Tenaga ahli ini didatangkan dari Jogja, yaitu para korban bencana gempa, ke Jakarta, sejumlah 4 orang. Empat orang ini yang mengajarkan sejumlah karyawan, yang merupakan penduduk Bogor untuk membatik.

Motif "Hujan-Gerimis" dan "Kujang-Kijang" sebagai Motif Andalan. "Karena Bogor kota hujan, kita mengusung motif dari situ, yaitu motif hujan-gerimis, dan kujang-kijang. Kujang itu kan senjata khas Jawa Barat, sedangkan Kijang sebagai perlambang ketentraman dan keamanan Kota Bogor. Selain itu ada motif bunga Bangkai," sebutnya, sambil memperlihatkan sejumlah kain berwarna ungu yang bermotif tersebut.

Mengenai produksi yang dihasilkan, ia menjelaskan, untuk kain tulis dengan tingkat kesulitan standar, sebulan bisa menghasilkan 50 kain. "Kalau batik cap bisa 150-200 kain, dan untuk printing sehari bisa 200 meter, tapi itu dengan syarat kondisi matahari cukup," ungkapnya. Cuaca Bogor yang dikenal dengan tingkat curah hujan yang tinggi, memberikan kendala untuk produksi.

Hambatan lainnya, menurut Lisha, harga produknya yang sempat dianggap mahal. "Batik ini dianggap mahal, lebih mahal dari dibandingkan daerah-daerah Jawa, seperti Pekalongan," jelasnya.

Sebenarnya mahal, karena batik ini pakai kain katun primisima yang kualitas baik. "Dan, dijamin tidak luntur," tutur Lisha. Ia mematok produknya, seperti untuk batik tulis mulai Rp 400.000- Rp 1,5 juta, batik cap Rp 160.000 -  Rp 300.000, serta printing Rp 35.000 - Rp 40.000.

Dari Bogor hingga Thailand

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com