Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil Itu Indah dan Liat

Kompas.com - 01/04/2011, 09:48 WIB

KOMPAS.com - Bagi Siti Aminah (52), setiap rupiah berjualan nasi uduk di depan rumahnya di gang sempit di kawasan Kemanggisan Ilir, Jakarta, berhasil membuat tiga anaknya sekolah tinggi, salah satunya lulus sarjana bidang agama.

Ia bergabung dengan Koperasi Warga Kesuma Tiara yang berdiri 1999. Ketika dia butuh modal lebih besar dari Rp 2 juta, jumlah maksimum yang dapat diberikan koperasi itu, pendiri dan pengurus koperasi Aety Rufina mengenalkan Aminah pada bank. ”Mulanya takut karena harus isi macam-macam formulir,” kata Aety yang rumahnya berhadapan dengan Aminah.

Aminah dua kali mendapat kredit usaha rakyat (KUR) dari Bank BRI, masing-masing Rp 5 juta. Melalui Aety pula Aminah mendapat pinjaman Rp 1 juta dari Perum Pegadaian. Untuk mendapat KUR, selain rekomendasi dari Aety dan diketahui RT/RW, Aminah juga memberikan bukti surat nikah.

KUR yang pertama dia pakai untuk membiayai sekolah anak- anaknya dan membayar uang muka dua motor untuk dua anak lelakinya. Satu motor dipakai untuk mengojek, satu lagi untuk transportasi mengajar agama. KUR kedua dia pakai memperbaiki rumahnya. ”Yang dipakai usaha Rp 1 jutaan,” kata Aminah.

Sehari Aminah bisa menyisihkan Rp 50.000 untuk belanja dapur, Rp 10.000 untuk melunasi cicilan KUR yang per bulan besarnya Rp 310.000, Rp 5.000 untuk cicilan ke Pegadaian, dan Rp 20.000 untuk arisan. ”Sekarang Bu Aminah sudah berani simpan sendiri uangnya yang untuk bayar cicilan ke bank. Tadinya tiap hari dia titip ke saya,” papar Aety.

Liat

Dalam struktur ekonomi Indonesia, usaha kecil dan menengah (UKM) adalah tulang punggung. Kementerian Koperasi dan UKM menyebut jumlah usaha mikro 52.7176.175 unit atau 98,88 persen dari total unit usaha pada 2009. Yang termasuk usaha mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UKM adalah unit yang kekayaan bersihnya kurang dari Rp 50 juta atau hasil penjualan kurang dari Rp 300 juta per tahun.

Jumlah tenaga kerja yang terserap di dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ada 96,21 juta orang, sementara jumlah penduduk usia kerja Indonesia pada Februari 2010 ada 171 juta orang dan yang aktif bekerja (disebut angkatan kerja) berjumlah 116 juta orang. Artinya, mayoritas tenaga kerja Indonesia berada di sektor mikro.

Meski begitu, sumbangan ekonomi mereka baru 58,17 persen dari produk domestik bruto nasional. Ini disebabkan hasil kerja mereka umumnya masih terbatas memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aminah, misalnya, tidak mampu mempekerjakan karyawan meskipun tiap hari tanpa libur bangun mulai pukul 03.00 dan tidur pukul 23.00 untuk menyiapkan dagangannya. Hasil usahanya pun baru sedikit lebih baik dari subsisten.

Melihat jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang terserap sangat besar yang terserap di dalamnya, sudah sepantasnya usaha mikro dipahami sebagai keliatan masyarakat yang tidak dimiliki usaha besar dengan kekayaan di atas Rp 10 miliar yang rentan gejolak ekonomi dunia dalam era globalisasi. Bantuan permodalan dalam bentuk kredit mikro menjadi sangat bermanfaat bila ditujukan untuk meningkatkan kemampuan wirausaha yang menuntut jiwa mandiri sehingga mereka dapat beranjak menjadi pengusaha kecil, bahkan menengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com