Demikian benang merah ceramah interaktif pakar sumber daya manusia asal Amerika Serikat, Dave Olson Ulrich, di Jakarta, Selasa (5/4). Ceramah yang dibuka Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo juga menampilkan CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo.
”Bagian SDM harus berhubungan dengan pelanggan agar memahami perkembangan kebutuhan pelanggan di luar perusahaan. Mereka harus menyiapkan SDM sesuai kebutuhan untuk menyenangkan pelanggan,” ujar Ulrich.
Untuk itu dibutuhkan penciptaan nilai perusahaan yang dipahami bersama dan dilaksanakan dengan kesadaran pekerja sendiri. Kesuksesan membangun nilai tampak dari kebanggaan karyawan terhadap perusahaan.
Berbicara sebelum Ulrich, Agung mengungkapkan hal ini. Menurut dia, bagian SDM tak boleh lagi terpaku di balik meja dan merasa ”pelanggan” mereka adalah unit-unit kerja dalam perusahaan semata.
”Berkelilinglah melihat perkembangan. Jangan samakan anak-anak muda dengan kita yang rambutnya sudah putih semua,” ujar Agung.
Menurut Agung, perusahaan menghadapi tantangan dengan generasi baru yang cepat berpindah kerja dengan alasan pragmatis dan tidak sabar. Walau begitu, mereka bersikap lebih egaliter dan demokratis.
Sedikitnya 800 peserta mengikuti ceramah pakar SDM yang telah menerbitkan 23 judul buku dan 173 artikel tentang SDM. Sebagian besar kursi yang tersedia di ruang pertemuan hotel di jantung kota Jakarta di kawasan Bundaran Hotel Indonesia terisi.
Bagian SDM, kata Ulrich, harus bekerja sama dengan bagian pemasaran dalam memperkuat nilai perusahaan. Sinergi ini penting untuk menyerap masukan dan kebutuhan pelanggan demi pertumbuhan perusahaan.
Saat ditanya tentang fenomena pekerja kontrak di Indonesia, Ulrich mengatakan, untuk jangka panjang, praktik ini berbahaya. Mereka butuh martabat dan perlakuan layak sebagai pekerja.
”Kontrak jangka pendek membuat mereka tak merasa punya hubungan dengan perusahaan,” ujarnya.