Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggabungan Pasar Modal RI Terkendala

Kompas.com - 07/04/2011, 13:57 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com -  Indonesia diperkirakan harus menunda rencana penggabungan bursa efek dengan bursa-bursa lain di sepuluh negara anggota ASEAN karena banyak kendala yang belum dapat diselesaikan di dalam negeri. Kendalanya antara lain gudang data yang sedang dibangun Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK belum tuntas.  

"Data Warehouse (gudang data) yang sedang kami bangun itu akan menggabungkan data-data seluruh emiten yang ada di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan BEI (Bursa Efek Indonesia). Sementara ini, masih banyak data lama yang tidak disajikan secara digital sehingga harus diinput secara manual. Ini butuh waktu," ujar Ketua Bapepam-LK, Nurhaida di sela-sela acara Pertemuan Tingkat Deputi Menteri Keuangan di ASEAN ke-15 di Nusa Dua, Bali (7/4/2011 ).

"Asean linkage (yang direncanakan pada 2015) harus dipersiapkan dengan baik. Pasalnya ini hal yang sangat serius dan harus tertangani dengan baik. Di internal pasar modal kita sendiri masih banyak yang harus dipersiapkan sebelum benar-benar terintegrasi dengan kawasan ASEAN," ungkap Nurhaida .

Menurut Nurhaida, beberapa fokus pembenahan yang saat ini dilakukan adalah sistem transaksi di pasar modal misalnya lewat Single Trough Processed (STP) yang membuat semua transakasi terotomatisasi dan lebih simple. Lalu proses pematangan sistem identitas tunggal agar tidak ada lagi transaski semu, serta hingga mempersiapkan data warehouse (gudang data) yang menampung semua data di industri pasar modal.

Adapun dari sisi perusahaan efek, katanya, harus ada kesiapan yang dilakukan agar perusahaan lebih sehat dan kompetitif. Itu misalnya dengan menerapkan aturan MKBD (Modal Kerja Bersih Yang Disesuaikan). "Ini kami harapkan sudah diujicoba pada awal 2012 dan akan penuh pada akhir 2012," ujarnya.

Seperti diketahui sejak 1 Februari 2012 nanti semua perusahaan efek diwajibkan memiliki nilai MKBD minimal Rp 25 miliar. "Sampai akhir 2012 nanti, kami review lagi sejauh mana efektifitas aturan tersebut membuat perushaan efek tambah sehat dan kompetitif," tuturnya.

Khusus untuk pengembangan data warehouse, Bapepam-LK menargetkan bisa menyelesaikan infrastukturnya Oktober 2011. Dengan demikian, pada tahun 2012, semua data pasar modal , baik data baru maupun lama, dapat tersimpan rapih di gudang yang akan dikelola oleh Bapepam-LK sebagai wasit pasar modal.

"Selama ini data yang ada sifatnya parsial, jadi tak lengkap. Datanya terpisah-pisah di KSEI dan KPEI. Sementera BEI baru Oktober nanti. Dengan Data Warehouse, informasi seperti aksi korporasi emiten akan tercatat. Data-data akan terkumpul semua di Bapepam-LK, termasuk data di Bapepam-LK yang belum dalam bentuk elektronik," bebernya.

Menurut Nurhaida, jika semua pembenahan dan pengembangan sistem tersebut sudah bisa dilaksanakan dengan baik, maka pihaknya baru akan fokus untuk menghadapi ASEAN Linkage. "Setelah sistem berjalan saja, masih ada masa review. Lalu perlu juga adanya harmonisasi peraturan, mutual recognition jika ada dispute setelah semua bursa ASEAN terintegrasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com