Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Uji Coba Sepeda Motor Listrik

Kompas.com - 11/04/2011, 07:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan melaksanakan uji coba pemakaian kendaraan bermotor listrik tahun ini. Penggunaan kendaraan yang digerakkan tenaga listrik itu diharapkan bisa mengurangi konsumsi bahan bakar minyak di masa depan. 

"Makin mahalnya bahan bakar minyak, makin besar subsidi BBM, kemudian listrik makin cukup dan murah, ini bisa jadi jalan keluar yang baik. Alasan kedua adalah, untuk mengurangi polusi," kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan seusai mencoba mengendarai sepeda motor listrik, yang diimpor dari China pada akhir pekan lalu itu, di halaman Kantor Pusat PLN, Jakarta.  

Menurut Dahlan, pemakaian kendaraan listrik secara massal di Indonesia menjadi salah satu target setelah persoalan kelistrikan lain teratasi, antara lain krisis listrik, beban subsidi listrik yang membengkak, inefisiensi di pembangkit listrik, dan panjangnya daftar tunggu penyambungan.  

"Sepeda motor ini kan tidak kalah keren juga, murah pula, bentuknya bagus, tampilannya bagus, tinggal masalah kebiasaan saja," kata Dahlan. Motor listrik itu memiliki kecepatan sampai 70 kilometer per jam. Sekali isi ulang baterai, motor tersebut bisa menempuh jarak 200 kilometer.

PLN saat ini sedang mencari satu pulau yang bisa menjadi tempat uji coba kendaraan listrik terserbut. Jadi, satu pulau 100 persen memakai kendaraan listrik.  

Dalam uji coba, jika penduduk pulau itu memiliki kendaraan biasa, maka PLN akan memberikan kendaraan listrik secara gratis. Kendaraan bermotor warga setempat akan disimpan di kantor PLN dan bisa digunakan sewaktu-waktu. Karena bersifat sukarela, perseroan itu sedang mencari pulau yang tidak terlalu luas dan memiliki medan jalan tidak bergelombang.  

"Ini tidak sekadar rencana, tetapi kami ingin programkan ini secara massal dua tahun lagi. Sekarang masih uji coba sampai akhir tahun ini," kata dia. Jika kendaraan di jalan menggunakan tenaga listrik, maka konsumsi bahan bakar minyak diharapkan bisa dikendalikan. Biaya pengisian ulang baterai untuk kendaraan listrik itu juga relatif murah, yakni sekitar Rp 50.000 per bulan.  

Manfaat lainnya, pengisian ulang baterai kendaraan bermotor bisa dilakukan pada tengah malam sampai pagi hari. "Listrik tengah malam kan tidak dipakai. Kalau pukul 11.00 malam sampai pagi jarang yang pakai, maka bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai kendaraan. Itu bagus sekali. Dengan demikian, beban daya bisa lebih rata," ujar Dahlan Iskan.  

"Sejauh ini, motor listrik yang diuji coba oleh PLN itu masih diimpor dari China. Saya pikir ke depan mereka bisa bikin pabrik. Bahkan, sebetulnya sudah ada putra bangsa yang menemukan teknik ini. Cuma, nanti kita lihat harganya mana yang murah," kata dia.

Menurutnya, kendaraan listrik akan menjadi tren masa depan. Suka atau tidak suka, tolak atau terima, kendaraan listrik akan jadi masa depan. "Seperti internet, hal ini tidak bisa dibendung lagi. Kendaraan listrik juga. Kalau tidak mulai dari sekarang, nanti kita bisa ketinggalan," ujarnya. Di China, kendaraan listrik itu sudah banyak digunakan.  

Direktur Operasi Indonesia Bagian Barat PLN Harry Jaya menambahkan, pada tahap awal, sepeda motor listrik akan digunakan untuk lingkungan internal perseroan itu dan untuk pelayanan teknis di tempat-tempat yang kesulitan terhadap pasokan BBM. Alasannya, harga beli relatif murah, yakni di bawah Rp 5 juta per unit, kebutuhan listrik relatif kecil, dan hal ini mengurangi konsumsi BBM PLN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com