Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Standarnya Kurang Rinci

Kompas.com - 12/04/2011, 22:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyebutkan sejumlah ketentuan yang mengatur penerbitan dan penggunaan kartu kredit, juga penagihan melalui pihak ketiga. "Kita melihat bahwa peraturannya sebetulnya sudah dibuat. Ada rambunya, tapi rambunya dianggap kurang fair, standarnya kurang rinci," jelas Darmin, di Jakarta, Selasa (12/4/2011).

Khusus kartu kredit, Darmin menjelaskan, BI sedang mengkaji aturan-aturan yang lebih ketat dalam pemberian dan penggunaan kartu kredit. "Dalam situasi di mana banyak perekonomian sangat mengandalkan pertumbuhan konsumsi, itu mulai terlihat ekses penggunaan-penggunaan kartu kredit itu tidak proporsional lagi," jelasnya.

Kartu kredit, menurut Darmin, telah bergeser penggunaannya dengan tidak lagi sebagai alat pembayaran, tetapi menjadi alat untuk berutang.

Terkait dengan kasus dua kasus Citibank, Darmin menuturkan, pemeriksaan masih berjalan dalam waktu dua minggu ini. "Kita akan mengambil langkah-langkah. Bisa langkah dalam bentuk penetapan sanksi, bisa juga langkah selanjutnya untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang dilakukan baik terhadap private banking dan penagihan-penagihan kredit," tuturnya seraya menyebutkan bahwa hingga kini BI belum dapat memberikan kepastian sanksi terhadap Citibank atas dua kasus tersebut, mengingat penyelidikan masih berjalan.

Namun, tambah Darmin, BI telah menetapkan sanksi yang sifatnya temporer terhadap Citibank, yaitu pelarangan Citibank menerima nasabah baru untuk level Citi Gold dan penerbitan kartu kredit baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com