Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk "Unit-link" Makin Digemari

Kompas.com - 15/04/2011, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis asuransi jiwa terus tumbuh Pada tahun 2010 , dengan kenaikan 26,14 persen premi dari tahun sebelumnya, atau mencapai Rp 75,98 triliun yang dikumpulkan oleh asuransi jiwa nasional. Dari angka tersebut, premi produk unit-link mencapai sekitar 58 persen, atau senilai Rp 44,73 triliun.

"Meningkatnya premi di tahun 2010 ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk berasuransi terus meningkat," tutur Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evelina F Pietruschka, di Jakarta, Jumat ( 15/4/2011 ). 

Produk unit-link semakin digemari karena potensi imbalnya cukup menarik ketimbang yang tradisional. Premi tradisional sendiri mencapai 41 persen dari total premi, atau sekitar Rp 31,24 triliun. "Produk unit-link kaitannya dengan investasi, karena indeks (saham) juga meningkat," jelasnya. 

Pada tahun 2010 , total klaim yang dibayarkan AAJI kepada nasabah mencapai Rp 48,69 triliun atau meningkat 25,78 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan, total dana investasi juga turut tumbuh sebesar 23,58 persen, menjadi Rp. 157 , 340 miliar pada 2010 .

Ke depannya, AAJI memprediksikan asuransi jiwa akan bertumbuh baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 6,5 persen, sekaligus pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang signifikan dengan angka sekitar 100 juta jiwa.

AAJI juga menargetkan untuk memiliki 500 ribu agen pada tahun 2012 , dan aset sebesar Rp 500 triliun pada 2014 . Di mana saat ini,asosiasi yang berdiri pada tahun 2002 , baru membukukan aset sebesar Rp 174 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com