Produksi Batu Bara Adaro Naik
Jakarta, Kompas -
Menurut Sekretaris Korporat PT Adaro Energy, Devindra Ratzarwin, Rabu (20/4) di Jakarta, volume produksi perseroan itu sebesar 42,2 juta ton. Volume penjualan meningkat 6 persen menjadi 43,84 juta ton.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), kemarin, menyetujui penggunaan 43,98 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2010, atau sebesar Rp 970,77 miliar, untuk pembayaran dividen tunai. Hal ini akan diperhitungkan dengan dividen interim Rp 315,06 miliar yang telah dibayarkan pada 10 Desember lalu, sedangkan sisanya sebesar Rp 655,71 miliar akan digunakan untuk pembayaran dividen final.
”Pembayaran dividen ini merupakan yang tertinggi sejak IPO (penawaran saham perdana) Adaro tahun 2008,” kata dia. Selain itu, RUPST menyetujui penggunaan laba bersih perseroan Rp 110,37 miliar sebagai penyisihan cadangan. Sebesar Rp 1,13 triliun akan dimasukkan sebagai laba ditahan.
Secara terpisah, Total Sinergy International (TSI) berencana membangun pabrik komersial Geo-Coal pertama di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, akhir Juni 2011, dengan kapasitas produksi 500.000 metrik ton per tahun dan memasok produk Geo-Coal ke industri. Pembangunan pabrik ini bekerja sama dengan Agritrade Resources Limited, perusahaan rekanan TSI yang terdaftar di Bursa Saham Hongkong.
Menurut Presiden Direktur TSI Harsudi Supandi, kemarin, teknologi Geo-Coal merupakan proses sederhana dan ekonomis untuk meningkatkan kualitas isi energi batu bara peringkat rendah 50-100 persen. Caranya dengan memproses batu bara coklat mentah, penguapan sangat panas, dan menghilangkan 60-80 persen kelembapan.
Dalam teknologi itu, limbah batu bara digunakan sebagai bahan bakar untuk proses peningkatan kualitas. Proyek percontohan Geo-Coal telah dilaksanakan di Curug, Tangerang, Banten.
Terkini Lainnya
Terpopuler
Now Trending
