Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dondi: Kalau Hanya "Follower", Kurang...

Kompas.com - 06/05/2011, 09:01 WIB

KOMPAS.com — Setelah sekitar 12 tahun malang melintang di dunia perbankan dan pembiayaan keuangan, Dondi Hananto meninggalkan kariernya tersebut demi membantu para pelaku usaha yang baru memulai bisnisnya.

"Dengan biasa bekerja dengan angka, dengan orang-orang yang numbers oriented, justru di sana butuh orang-orang yang berkreativitas tinggi," tutur Dondi yang ditemui Kompas.com pada acara Kompas Karier Fair, akhir pekan lalu.

Kreativitas yang terus diasah, itulah yang didapatkan CEO PT Kinara Indonesia ini selama bekerja belasan tahun di industri perbankan.

Selama di industri perbankan, khususnya bank swasta asing, ia pernah memasuki sejumlah bagian, seperti pemasaran kartu kredit dan risk management. "Itu terasa banget tantangannya. Banyak keluar segala macam kreativitas," kata Dondi mengenai tantangan bagaimana membuat kartu kredit yang tidak terkenal menjadi sesuatu yang prestisius di masyarakat.

Pendiri PT Kinara ini mengaku bekerja sebagai pegawai bank karena menjadi "satu-satunya" pilihan ketika itu. Kala itu, ia lulus kuliah dari jurusan teknologi informasi (TI) berbarengan dengan krisis moneter sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

Mengenai studinya di bidang TI, Dondi mengaku hanya sekadar nafsu saja. Bahkan, ia sempat menemukan kesulitan pada akhir-akhir masa perkuliahan. "Untungnya boleh mengambil subyek-subyek lain di luar TI. Jadi waktu itu saya ngambil bisnis, (juga) marketing," ungkapnya.

Ilmu yang dia peroleh sebagai sampingan tersebut, dan berbekal pengalaman selama di perbankan, dipakai Dondi untuk mendirikan PT Kinara Indonesia (KI). "Kalau Kinara ini, istilah kami business incubator," sebut Dondi mengenai jenis bisnis yang baru saja dia rintis ini secara sederhana.

KI didirikan untuk membantu pelaku usaha yang akan memulai bisnisnya dan perlu banyak bantuan untuk tumbuh. "Kami akan bantu dari semua sisi, termasuk kami invest juga di situ," tuturnya, yang akan menyasar usaha kecil menengah (UKM) terlebih dahulu baru bisnis berskala besar.

Sasaran usaha yang akan dibantu pun berlaku untuk semua jenis industri, mulai dari agribinis, ritel, hingga TI.

Detailnya, Dondi menjelaskan, setiap pelaku usaha sebenarnya telah mengerti dari sisi teknis, tetapi untuk strategi bisnis, manajemen perusahaan, pengelolaan keuangan, hingga bagaimana membuka akses pasar, mereka masih kesulitan. "Itulah yang kami bantu, dan juga permodalannya," ujarnya. Ia menjelaskan, KI juga akan masuk sebagai pemilik modal atau pemegang saham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com