Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nita dan Batik Indigo

Kompas.com - 17/05/2011, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan tanaman Indigofera tinctoria, atau lebih dikenal dengan sebutan tanaman nila, Mayasari Serkarlaranti atau Nita berusaha melestarikan batik Jawa dengan pewarna alami. 

"Batik indigo itu salah satu produk batik yang kami celup dengan pewarnaan dari daun alami, indigo," kata Nita kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (11/5/2011). Kini ia telah memiliki Galeri Batik Jawa sebagai tempat usahanya di lima kota, mulai dari Jakarta hingga Semarang. 

Dengan pewarnaan alami yang berasal dari daun indigo ini, jadilah batik yang berwarna biru, yang ia sebut dengan "Colour of The King" mengingat warna biru dipakai dalam pakaian raja-raja Jawa zaman dahulu.

Namun, sekalipun dominan biru, batik indigo pun bisa dicampur dengan warna lainnya. Untuk ini, Nita pun tetap menggunakan pewarna alami, seperti dari kulit batang mahoni untuk warna coklatnya. "Saya cuma melestarikan saja. Dulu batik Jawa semuanya pakai warna alam, salah satunya (daun) indigo," tutur wanita yang memiliki latar belakang pendidikan arsitektur dan desain interior ini.

Proses pewarnaan dengan menggunakan indigo ternyata tidak mudah. "Karena, memang terus terang proses untuk batik indigo ini masih dikatakan (bisa) 15 sampai 20 kali celupan. Sementara untuk batik-batik dengan warna biru kimia cukup dua kali celup sudah selesai," ujarnya.

Selain itu, faktor cuaca cukup berpengaruh. Panas matahari dibutuhkan untuk proses pengeringan setelah proses celup selesai. Ia pun menyebutkan, proses celupan bisa memakan waktu dua minggu hingga satu bulan. "Satu kain itu butuh minimal 10 kilogram daun indigo basah," ujarnya. Dari 10 kg daun itu dapat menghasilkan 1 kg campuran indigo.

Perkenalan batik indigo melalui pameran pun baru dilakukan tahun 2009 di Jakarta. Namun, penelitian untuk menggunakan warna biru dari daun, yang kini ditanamnya sendiri di lahan seluas 5.000 meter persegi, telah memakan waktu tujuh tahun.

Tahun 2006, saat gempa di Yogyakarta terjadi, ia pun membuat pendampingan untuk para perajin batik di Imogiri guna melakukan pencobaan proses celup dengan daun indigo. "Kalau Galeri Batik Jawa sendiri dari (tahun) 2005 sudah berdiri," ucapnya.

Di Galeri ini, 90 persen produk yang dijual merupakan batik indigo, selebihnya batik titipan dari para perajin batik desa.

Ia menceritakan, dirinya sempat mengalami kendala teknis, yaitu ketersediaan daun indigo. Sebelum membudidayakannya, ia hanya mengandalkan pencarian daun di pinggir pantai, sekitar lapangan bola, sekitar pabrik gula peninggalan zaman Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com