Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garugiwa, Peniru Ulung Suara Satwa Danau Kelimutu

Kompas.com - 19/05/2011, 04:10 WIB

Klang, klang, klang.... Suara itu membahana bagai lonceng yang berdentang memecah langit biru. Suara itu terdengar merdu dari dahan pohon cemara gunung (Casuarina junghuhniana) yang meliuk-liuk manja ditiup angin pagi hari, Senin (21/2).

Suara itu berasal dari burung garugiwa (Pachycephala nudigula), yang merupakan satwa liar penghuni kawasan Taman Nasional Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Garugiwa merupakan fauna endemik Flores, dan juga bagian dari total 49 jenis burung di dalam kawasan TN Kelimutu. Taman nasional ini juga dihuni 14 jenis mamalia, 4 jenis ular, 1 jenis kadal, dan 2 jenis moluska. Ada pula 78 jenis pohon yang berkelompok dalam 36 suku, yang tumbuh subur di kawasan seluas 5.356,50 hektar tersebut.

Penasaran? Jangan khawatir, Anda dapat menyaksikan burung garugiwa di kawasan danau tiga warna Kelimutu, yang terletak sekitar 54 kilometer sebelah timur dari kota Ende.

Tak terlalu sulit untuk mendengar kicauan dan tarian burung yang warna bulunya elok dan menawan, yakni pada pukul 06.00-10.00 Wita. Namun, jangan salah waktu karena semakin siang burung ini semakin sulit dijumpai, seakan raib ditelan bumi. Sunyi!

Burung garugiwa disebut juga oleh masyarakat etnik Lio, Ende, sebagai burung arwah, sesuai dengan mitos yang diyakini turun-temurun bahwa kawasan puncak kawah tiga danau Kelimutu merupakan kampung arwah, yakni tempat berkumpulnya roh-roh warga etnik Lio yang telah meninggal.

Suaranya keras dan nyaring, tapi Anda jangan mengira bentuk tubuh burung garugiwa itu besar laksana burung rajawali yang terbang gagah membentangkan sayapnya. Bentuk burung ini hanya sebesar burung pipit, mungil menggemaskan.

”Dari penuturan orangtua saya, dari dulu namanya burung garugiwa, tapi entah apa artinya. Warga sekitar sini juga menyebutnya burung arwah, mungkin karena bentuknya yang kecil sehingga seakan- akan ada suaranya tapi burungnya tidak ada. Jadi, seolah antara ada dan tiada. Burung ini memang susah dilihat karena suka berpindah-pindah dan senang berada di ketinggian,” kata Fabianus Laka, warga Desa Woloara, Ende, yang juga salah seorang pekerja di TN Kelimutu.

Menurut Fabianus, para orang tua di kampungnya juga berpesan agar burung ini dijaga dengan baik sebab sangat langka dan tidak ada di daerah lain. Jika seseorang melukai atau membunuh burung itu, diyakini pelakunya akan mendapatkan kutuk atau celaka.

Burung garugiwa mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis satwa lainnya di lingkungan TN Kelimutu. Kekhasannya adalah burung ini mempunyai sekitar 22 jenis kicauan. Dari sisi jumlah kicauannya terdapat perbedaan. Yang berada di kawasan dengan ketinggian kurang dari 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl) mempunyai sedikitnya 12 kicauan, sementara garugiwa yang berada pada ketinggian lebih dari 1.400 mdpl memiliki sekitar 17 kicauan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com