Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Sapi di Bantul Senang

Kompas.com - 08/06/2011, 19:21 WIB

BANTUL, KOMPAS.com - Dihentikannya ekspor sapi dari Australia ke Indonesia selama 6 bulan, mendapat sambutan positif dari para peternak sapi di pedukuhan Kadirojo, Palbapang, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

"Ini bagus, karena nanti harga sapi lokal bisa naik lagi," kata Sudi Pranoto, peternak di Kadirojo, Rabu (8/6/2011).

Menurut Sudi Pranoto, anggota kelompok ternak sapi Andini Sakti, sekitar setahun ini harga sapi di wilayah Bantul anjlok hingga 50 persen. Peternak tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang merugikan mereka.

"Satu ekor api hanya laku Rp 4 juta sampai dengan Rp  6 juta, padahal sebelumnya Rp 9 juta hingga Rp 10 juta," ujarnya.

Hal yang membuat heran para peternak, harga sapi rendah tetapi harga daging sapi tetap tinggi berkisar Rp 55.000 sampai Rp 60.000 per kilogram.

Para peternak menilai, kondisi itu terjadi karena ulah para pedagang dan pelaku usaha pemotongan hewan. Mereka lebih memilih sapi impor yang harganya jauh lebih murah daripada sapi lokal.

Peternak lain, Saryadi, menambahkan, harga sapi lokal yang rendah membuat sebagian peternak sapi enggan untuk memelihara sapi lagi.

"Anggota kelompok ada 22 orang, tetapi saat ini hanya ada 7 orang yang bertahan memelihara sapi," kata Saryadi.

Para peternak di kelompok Andini Sakti ini berharap, meskipun hanya berlaku sementara selama 6 bulan, dihentikannya ekspor sapi ke Indonesia oleh Australia menjadi momentum bangkitnya lagi usaha peternakan sapi lokal. Peternak yang berhenti memelihara sapi, kini akan kembali tertarik untuk beternak sapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com