Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Medco Diminta Serius Garap PLTP Sarulla

Kompas.com - 17/06/2011, 10:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) meminta keseriusan PT Medco Energi Internasional bersama anggota konsorsium lainnya dalam mengembangkan potensi panas bumi Sarulla. Oleh karena, selama ini konsorsium dinilai tidak kunjung menggarap proyek itu padahal sudah ada kesepakatan harga dengan PLN.  

"PLN pada prinsipnya ingin yakin bahwa konsorsium benar-benar ingin serius mengerjakan proyek itu. Kami tidak mau lagi lama-lama, karena kami sudah tidak sabar. Kami butuh keseriusan dan kesungguhan," kata Direktur Perencanaan dan Teknologi PT PLN Nasri Sebayang, saat dihubungi, Kamis (16/6/2011), di Jakarta.  

Menurut Nasri, proses lelang pengembangan panas bumi Sarulla sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2005, kemudian pada tahun 2007 PLN sudah menyelesaikan proses negosiasi harga dan sempat menandatangani perjanjian jual beli panas listrik dari panas bumi. " Tetapi sampai sekarang proyek itu kan tidak jalan. Tahun 2010 juga sudah disepakati harga baru pada bulan Juli, tetapi proyek belum juga jalan," kata dia.  

Telantarnya proyek itu membuat PLN terus diprotes warga setempat. Jika proyek itu berjalan lancar, seharusnya Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla mulai pembangunan konstruksinya pada tahun 2009 dan beroperasi pada 2012. "Kenyataannya, mereka masih negosiasi dengan Pertamina Geothermal, meminta jaminan pemerintah, dan akhirnya masuk dalam proyek listrik swasta atau IPP terkendala," ujarnya.  

Atas dasar itu, PLN memutuskan melaksanakan persiapan untuk menggarap sendiri PLTP Sarulla, Sumatera Utara dan akan memulai proyek fisiknya akhir tahun ini. Pembangkit listrik Sarulla unit 1, 2, dan 3 berlokasi di Tapanuli, Sumatera Utara, dengan kapasitas 3 x 110 Mega Watt (MW).  

Sebelumnya, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Lukman Mahfoedz dalam siaran pers, menyatakan tetap berkomitmen melanjutkan proyek pengembangan panas bumi Sarulla bersama-sama dengan anggota konsorsium lainnya, yaitu Ormat Technologies, Itochu Corporation dan Kyuden International Corporation ( Konsorsium Medco-Ormat-Itochu-Kyushu ).  

Medco Energi, melalui Konsorsium, baru pada 10 Maret 2011 mendapatkan persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas tarif dasar listrik 6,79 sen dollar AS per kWh, sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Konfirmasi Perjanjian dengan PT PLN Persero ( PLN ) pada tanggal 26 April 2010.  

Menurut Lukman, sebagai bagian penting dari persyaratan pelaksanaan proyek, Perseroan dengan anggota Konsorsium lain saat ini sedang melakukan pembahasan akhir atas perubahan dua perjanjian pokok yang diperlukan, yaitu Amandemen Kontrak Kerja Sama Operasi ( JOC ) dengan PT Pertamina Geothermal Energy ( PGE ) dan Kontrak Penjualan Energi ( ESC ) dengan PLN, yang ditargetkan selesai akhir Juni 2011.  

Apabila Konsorsium dapat menandatangani JOC dengan PGE dan ESC dengan PLN sesuai dengan waktu yang ditargetkan, maka Konsorsium akan dapat merealisasikan Proyek tersebut sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Unit-1 dengan kapasitas 1x110MW akan dapat dimulai operasi komersialisasinya (Commercial Operation Date ) pada akhir tahun 2014, sesuai dengan target yang telah disepakati dalam ESC. Selanjutnya, Unit-2 di tahun 2015 dan Unit-3 di tahun 2016.  

Sampai dengan diperolehnya persetujuan tarif oleh Menteri ESDM pada 10 Maret 2011, Konsorsium telah melakukan pre-investment sekitar 20 juta dollar AS untuk melakukan pekerjaan engineering design , pemboran 2 sumur workover , persetujuan AMDAL, tender drilling program untuk pengeboran 33 sumur baru, beberapa program CSR di lokasi, dan persiapan pembebasan lahan.  

"Saya sangat optimis dengan kemajuan Proyek ini. Proyek yang membutuhkan biaya investasi sejumlah 1,5 miliar dollar AS didukung oleh Japan Bank for International Cooperation ( JBIC ) dan Asian Development Bank ( ADB ) yang telah bersedia memberikan komitmen pendanaan proyek sebesar 1 milyar dollar AS," ujar Lukman.  

Lukman menambahkan, keberadaan anggota Konsorsium yang terpercaya merupakan fa ktor penting diperolehnya komitmen JBIC dan ADB untuk mendanai Proyek ini, meskipun dengan tarif listrik sangat kompetitif, yaitu 6,79 sen dollar AS per kWh. MedcoEnergi dukungan anggota Konsorsium, terutama Itochu dan Kyushu, dua perusahaan besar Jepang yang memiliki dukungan finansial sangat kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com