Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Uji Konstruksi Sarang Laba-laba di Tarakan

Kompas.com - 21/06/2011, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Perusahaan konstruksi Malaysia, Scott Wilson Sdn Bhd, sedang menguji konstruksi sarang laba-laba di Bandara Udara Internasional Juwata, Tarakan , Kalimantan Timur untuk menetapkan pavement clasification number (PCN).

"PCN ini untuk menentukan jenis pesawat apa saja yang menggunakan konstruksi ini," kata anggota tim penguji, Harmein Rahman , Selasa (21/6/2011) saat dihubungi. Bandara Juwata Tarakan mengadopsi konstruksi sarang laba-laba untuk taxiway (tempat keluar dan masuk pesawat) dan apron (tempat parkir pesawat).

Saat ini, Bandara Juwata pun telah melayani pendaratan pesawat Boeing 737-900 ER milik Lion dan Sriwijaya. 

"Nantinya, hasil uji akan menjadi pedoman bagi maskapai penerbangan untuk menentukan jenis pesawat yang dapat mendarat di Bandara Udara Juwata Tarakan. Besaran PCN harus lebih besar dari aircraft clasification number (ACN) yang dimiliki maksapai," kata Harmein.

Menurut Harmein, uji PCN dikerjakan dengan cara menghantam konstruksi itu dengan beban berkekuatan tertentu untuk kemudian direkam menggunakan peralatan yang dinamakan geophone yang terhubung dengan peralatan komputer.

Harmein mengatakan, secara logika, struktur konstruksi sarang-laba yang merupakan karya anak bangsa merupakan konstruksi yang sangat kuat. "Rangkaian segitiga yang disusun menyerupai sarang laba-laba merupakan konstruksi yang sangat kuat, segitiga sendiri dalam dunia konstruksi merupakan bentuk yang diklaim kokoh dibandingkan bentuk lainnya," jelas dia.

Terkait aplikasi konstruksi sarang laba-laba untuk bandara udara lainnya, Harmein berharap hasil ini dapat memberi kepercayaan kepada pemberi kerja terhadap kekuatan konstruksi ini. Meskipun, dibutuhkan waktu agar dapat dipakai bagi semua kalangan.

Harmein mengatakan, konstruksi beton memiliki keunggulan lebih kuat terhadap air, namun untuk dipakai sebagai runway (landasan pesawat) ada sejumlah pertimbangan sejumlah pengelola Bandara yakni usia landing gear pesawat lebih singkat ketimbang yang menggunakan aspal.

"Namun di sejumlah negara seperti Amerika Serikat mereka lebih suka menggunakan beton sebagai landasan, berbeda dengan Eropa yang lebih memilih perkerasan aspal. Pilihan ini tergantung kepada keputusan masing-masing pengelola," kata Harmein.

Sementara itu, tenaga ahli dari Scott Wilson, Farukh E Johri mengatakan, terkejut dengan kemampuan bangsa Indonesia menciptakan konstruksi sarang laba-laba. Dia sempat bertanya-tanya kepada tenaga ahli PT Katama Suryabumi perusahaan pemilik lisensi konstruksi sarang laba-laba karena tidak menemukan sambungan sama sekali, serta tidak percaya bahwa tebal beton itu hanya 17 centimeter. "Saya takjub kalau tebal beton itu hanya 17 sentimeter," ujar dia terheran-heran.

Sarang Laba-Laba merupakan konstruksi beton berbentuk segitiga dalam satu rangkaian yang di tengah segitiga tersebut diisi dengan tanah yang dipadatkan, setelah itu baru dilapisi beton.    

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia 19 Maret 2024

Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia 19 Maret 2024

Whats New
Strategi Mendagri Tekan Laju Inflasi Jelang Lebaran

Strategi Mendagri Tekan Laju Inflasi Jelang Lebaran

Whats New
PGN Resmikan HSSE Demo Room Medan untuk Tingkatkan Keamanan Aktivitas Operasi Gas Bumi

PGN Resmikan HSSE Demo Room Medan untuk Tingkatkan Keamanan Aktivitas Operasi Gas Bumi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com