Jakarta, Kompas
Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty dalam Rapat Koordinasi Ketersediaan Daging Sapi Menjelang Puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang dipimpin Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto di Kantor Kadin, Jakarta, Jumat (1/7), mengatakan, ”Kami menyetujui untuk mempunyai kesepakatan kedua pihak mengenai standar pemotongan hewan. Setelah kesepakatan dicapai, kami akan mencari sarana untuk memenuhi standar tersebut.”
Di hadapan Menteri Pertanian Suswono dan sejumlah asosiasi terkait, Greg menegaskan, perdagangan kedua negara, khususnya impor sapi, akan dimulai kembali secepatnya dengan standar yang cocok dengan pihak Indonesia. Australia memahami agar industri kecil dan menengah dilibatkan dalam menyediakan rumah pemotongan hewan (RPH) yang sesuai standar.
Penentuan standar dipandang membutuhkan beberapa waktu. Prinsipnya, kata Greg, Pemerintah Australia siap memberikan bantuan untuk mencapai standar baru dalam hal mekanisme pemotongan hewan.
Mentan Suswono mengingatkan kepada Australia bahwa penghentian impor sapi hendaknya tidak diambil secara sepihak. Alangkah eloknya investigasi bersama dilakukan melalui tim ahli yang sebanyak delapan orang dari kedua pihak.
”Saya sudah meminta tim ahli tersebut untuk memahami dahulu standar yang disetujui bersama supaya bisa dipenuhi pengelola rumah pemotongan hewan di Indonesia. Selama belum ada kesepakatan standar, saya tidak mengizinkan tim untuk terjun ke lapangan,” kata Suswono.
Menurut Suswono, persoalannya sesungguhnya hanyalah tentang cara merebahkan sapi sebelum dipotong. Sekarang ini Australia justru meminta impor segera dibuka. Atas permintaan itu, pihaknya menyerahkan kepada RPH yang bisa menyesuaikan standar.