Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Abadi Jalur Pantura...

Kompas.com - 14/07/2011, 07:24 WIB

Oleh Rini Kustiasih dan Mukhamad Kurniawan

KOMPAS.com — Mesin dan kendaraan alat berat lalu lalang selama dua bulan terakhir di jalur pantai utara Jawa yang melintasi Cirebon di Jawa Barat hingga Brebes di Jawa Tengah. Perbaikan jalur pantura dari tahun ke tahun seakan dilakukan tanpa henti.

Alat-alat berat dan para pekerjanya siang-malam mengaduk semen, kerikil, dan aspal di jalur terpadat di Pulau Jawa itu. Dan, hampir menjadi tradisi, perbaikan jalan di pantura selalu dilakukan menjelang Ramadhan dan Lebaran. Jalan berlubang dan jembatan rusak adalah persoalan klasik yang dihadapi setiap kali momen Lebaran tiba. Warga sekitar pun kian hafal dengan proyek rutin tersebut.

”Setiap mau Lebaran, pasti jalan diperbaiki. Kalau mau mengantar anak ke sekolah, saya mesti mengambil jalan memutar karena ada pengalihan arus. Yang bikin tidak betah ialah kalau macet total waktu malam Minggu atau liburan, saya jadi susah ke luar rumah,” ungkap Hosana (37), warga Kanci, Cirebon, saat ditemui, Selasa (12/7/2011).

Di ruas Cirebon-Brebes saat ini ada penebalan jalan dari Mundu ke Kanci serta perbaikan tiga jembatan. Penumpukan kendaraan biasanya terjadi di Gebang karena ada jembatan yang dibongkar total. Pengguna jalan dari arah Cirebon menuju Brebes mesti melintasi jalan layang Gebang yang baru saja diresmikan pada Maret 2011.

Perbaikan juga ditemui di ruas Karawang dan Subang. Selama hari libur nasional dan libur sekolah, kemacetan dan penumpukan kendaraan terjadi di sekitar lokasi perbaikan karena penyempitan jalur. Kondisi itu terutama terjadi di sekitar Jembatan Kaliwaru, Citapen, dan Cilamaya yang membatasi wilayah Kabupaten Subang dan Karawang.

”Sopir harus pandai memperhitungkan waktu tempuh karena kemacetan sering terjadi. Salah perhitungan bisa terlambat sampai tujuan,” kata Harun (47), sopir truk garmen asal Ungaran, Jawa Tengah.

Bagi sopir dengan upah borongan Rp 1,2 juta per pengiriman seperti Harun, kemacetan akan mengurangi pendapatan hingga Rp 100.000 karena harus mengeluarkan ongkos bahan bakar dan makan-minum tambahan. Dalam situasi normal, Harun dan keneknya bisa menyisakan Rp 300.000 untuk dibagi berdua.

Kani (27), sopir truk pasir dari Buntet, Cirebon, misalnya, pernah menempuh perjalanan 11 jam dari Solo ke Cirebon. Biasanya perjalanan itu bisa dia tempuh selama tujuh jam. Akibat pengalihan arus dan jalan rusak di mana-mana, bapak satu anak tersebut baru sampai di rumah pukul 01.00. Ia pun mesti membayar denda Rp 150.000 karena telat tiba.

Bagi pengguna jalan, perbaikan jalan pantura ibarat menyembuhkan penyakit menahun. Satu titik ”disembuhkan”, titik lain kambuh ”sakit” lagi, dan seterusnya seolah tak ada habisnya. Selama itu pula pengguna jalan menderita karena kecelakaan, kemacetan, dan pengalihan arus.

Lebih lengkap baca di KOMPAS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    Spend Smart
    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Whats New
    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com