Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nike Hadapi Dugaan Penganiayaan Buruh di Indonesia

Kompas.com - 14/07/2011, 11:35 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com — Para pekerja di perusahaan sepatu Converse Indonesia diperlakukan tidak manusiawi oleh supervisor mereka. Supervisor melemparkan sepatu pada para buruh, menampar muka mereka, dan memanggil pekerja dengan kata-kata kasar.

Nike, sebagai pemilik merek, mengakui bahwa pelecehan tersebut terjadi di kalangan para produsen kontraktor, tetapi perusahaan tak bisa menghentikannya.

Puluhan pekerja yang diwawancarai oleh The Associated Press dan dokumen yang dirilis Nike menyatakan, selama ini perusahaan berusaha memenuhi standar yang ditetapkan dan mencoba mengakhiri ketergantungan pada tenaga kerja berupah rendah.

Pabrik perusahaan yang dioperasikan oleh Pou Chen Group, sebuah perusahaan asal Taiwan, terletak 100 kilometer dari Jakarta. Pabrik telah berhenti memproduksi sepatu dengan merek Converse setelah Nike mencaplok perusahaan ini selama empat tahun terakhir.

Salah satu pekerja mengatakan, dia ditendang oleh supervisor, tahun lalu, setelah membuat kesalahan saat memotong karet untuk sol. "Kami tidak berdaya," ujar pekerja wanita yang diwawancara tanpa mau menyebut identitas secara jelas lantaran takut menerima balasan dari pihak terkait. "Satu-satunya pilihan adalah kami harus tinggal dan menderita atau berbicara keluar kemudian dipecat," timpal pekerja lainnya yang juga tak ingin disebut.

Pabrik ini memiliki sekitar 10.000 pekerja yang didominasi oleh perempuan. Mereka menerima bayaran 50 sen per jam, makanan, dan barak untuk menginap.

Beberapa pekerja yang diwawancarai oleh AP pada Maret dan April silam mengatakan telah dipukul hingga lengannya terluka, satu orang sampai berdarah. Lainnya mengatakan bahwa mereka dipecat setelah mengajukan keluhan. "Mereka melempar sepatu dan hal-hal lain kepada kami," kata seorang perempuan 23 tahun di divisi bordir. "Mereka menggeram dan menampar kami ketika mereka marah," tuturnya.

Salah satu pekerja, Mira Agustina (30), mengatakan, dia dipecat pada tahun 2009 ketika mengajukan cuti sakit meskipun dia memiliki surat keterangan sakit dari dokter. "Bekerja di perusahaan itu sangat mengerikan," katanya.

Ia melanjutkan, "Bos kami menggunakan kaki untuk menunjuk, lalu memanggil kami dengan nama-nama, seperti anjing, babi, atau monyet."

Di pabrik sepatu lainnya, yaitu PT Amara, yang terletak tepat di luar Jakarta, para supervisor pemegang merek Converse juga memerintahkan enam pekerja perempuan berdiri di terik matahari setelah mereka gagal memenuhi target mereka menyelesaikan 60 lusin sepatu tepat waktu.

"Mereka menangis dan baru diizinkan melanjutkan pekerjaan mereka setelah dua jam di bawah matahari," kata Ujang Suhendi (47), seorang pekerja di bagian gudang pabrik. Supervisor telah menerima surat peringatan atas insiden Mei setelah keluhan dari serikat pekerja.

Sebenarnya, satu dekade yang lalu, Nike pernah mendapat kritik yang cukup keras karena mempekerjakan anak-anak di bawah umur untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Merujuk laporan internal Nike, hampir dua pertiga dari 168 pabrik yang membuat produk-produk Converse di seluruh dunia gagal memenuhi standar yang ditetapkan Nike sebagai produsen kontrak. (Dyah Megasari/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com