Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Tujuh Striker "Setan Merah"

Kompas.com - 17/07/2011, 04:18 WIB

KOMPAS.com - Saat meraih treble winner di musim 1998/1999 lalu, Manchester United memiliki empat striker mumpuni yang saling bergantian menjadi penentu kemenangan timnya. Ada Dwight Yorke, Andy Cole, Ole Gunnar Solskjaer dan Teddy Sheringham. Saat ini, "Setan Merah" diyakini masih memiliki salah satu lini serang paling berbahaya di Eropa. Tidak cuma empat, Sir Alex bahkan punya tujuh stok striker dalam menyambut musim 2011/2012 mendatang.

Pada jendela transfer kali ini, MU telah mendatangkan tiga pemain muda berbakat dalam diri Ashley Young, David De Gea dan Phil Jones. Dengan kemungkinan Wesley Sneijder akan menyusul hadir di Old Trafford, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun nama striker dari seluruh pemain baru atau incaran MU saat ini.

Hal itu wajar mengingat berlimpahnya stok striker mereka saat ini. Ada Wayne Rooney, ikon klub yang performanya sempat menurun di awal musim lalu, tapi bisa kembali bersinar selewat musim dingin. Tendangan saltonya ke gawang Manchester City pada Februari 2011 jelas menjadi salah satu gol terbaik yang pernah Anda saksikan dalam dunia sepak bola. Sampai saat ini, ia telah mencetak total 147 gol bagi MU di seluruh kompetisi.

Keahlian Rooney bukan hanya dalam urusan mencetak gol. Ia adalah pemain yang terkenal dengan etos kerja tinggi, sehingga rajin mengejar bola dan turun ke belakang untuk membantu pertahanan. Visi dan intelegensinya dalam permainan juga di atas rata-rata. Ia dapat membaca arah permainan dengan cepat dan tidak segan untuk mengoper pada rekan yang berada dalam posisi lebih baik untuk mencetak gol. Hal ini membuatnya jauh dari kesan tipe pemain egois. Salah satu buktinya adalah 16 assist yang ia berikan pada rekan setimnya di musim lalu.

Kekurangan Rooney ada pada emosinya. Ia bisa meledak kapan saja ketika frustrasinya telah memuncak. Masih teringat kenangan saat ia diberi kartu merah oleh wasit Kim Nielsen pada pertandingan Liga Champions melawan Villarreal musim 2005/2006. Saat itu ketidakpuasannya akan kepemimpinan wasit membuat ia bertepuk tangan sarkastis di depan wajah sang pengadil. Kontan ia langsung diusir keluar dari lapangan.

Musim lalu ketika bertanding melawan West Ham United, ia berhasil membantu MU membalikkan keadaan dari tertinggal 0-2 menjadi unggul 4-2 dengan hattrick yang dicetaknya. Sayangnya saat mencetak gol ketiga, ia menumpahkan emosi dengan mengumpat kepada kamera, kejadian yang disaksikan oleh seluruh pencinta sepak bola dunia. Walau telah meminta maaf, tindakannya dianggap tidak pantas sehingga berbuntut pada larangan tampil untuk dua pertandingan selanjutnya.

Rooney saat ini juga berbeda dengan ketika baru pertama tiba di MU. Dahulu, ia rajin menusuk pertahanan lawan dengan dribel serta menembak langsung dari jarak jauh. Kecepatan lari tinggi dan kekuatan fisik yang luar biasa memungkinkannya melakukan hal itu. Tendangannya pun kencang dan berakurasi tinggi. Tentu para fans masih mengingat golnya ke gawang Newcastle United saat menghajar bola muntah yang terpantul keluar kotak penalti.

Saat ini, ia telah beralih menjadi seorang pemain tim yang rajin membuka ruang bagi teman-temannya. Tidak ada lagi tendangan jarak jauh kencang dan terarah dari kaki Rooney, yang ada adalah umpan lambung akurat ke sisi sayap untuk dimanfaatkan Nani atau Antonio Valencia menusuk sisi pertahanan lawan. Tidak ada lagi dribel cantik melewati dua atau tiga orang pemain, yang ada adalah umpan satu dua yang bisa merobek barisan lini belakang musuh.

Fabio Capello, pelatih timnas Inggris, juga mengatakan hal serupa. Ia mengungkapkan bahwa Rooney kurang egois di atas lapangan. "Ia bekerja dan berlari terlalu banyak. Ia membantu setiap orang di depan gawang. Ia sangat dermawan di lapangan. Atas alasan itulah, ia tak bisa mencetak banyak gol," kata mantan pelatih Real Madrid dan Juventus itu.

Tandem Rooney musim lalu, Javier 'Chicharito' Hernandez, sukses menjalin kerja sama yang baik dengannya dan secara efektif menghasilkan 20 gol di seluruh kompetisi, kebanyakan dari bangku cadangan. Bintang muda asal Meksiko ini sukses mengatasi tekanan dan muncul sebagai idola baru fans "Setan Merah". Gol-golnya terhitung krusial dan menentukan, seperti tembakannya yang menembus gawang Petr Cech dan memupus harapan Chelsea dalam perebutan gelar juara liga di akhir musim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com