Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komoditas Domestik Tertekan, Inflasi

Kompas.com - 19/07/2011, 21:23 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Indonesia diperkirakan sudah kewalahan dalam memenuhi sisi permintaan ekonomi, karena tidak diimbangi oleh sisi suplainya. Hal itu terjadi, karena lemahnya infrastruktur nasional. Ini merupakan pertanda adanya tekanan terhadap harga komoditas domestik yang akan berakhir pada kenaikan inflasi.

"Ada saatnya infrastruktur yang sudah ada butuh pemeliharaan dan pembangunan yang baru. Jika itu tidak dilakukan, maka orang yang tahu dasar ekonomi pun akan faham bahwa akan terjadi output gap, yakni perbedaan antara pasokan dan permintaan agregat dalam perekonomian," kata Gubernur Bank Indonesia,  Darmin Nasution, yang berbicara sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di Pekanbaru, Riau, Selasa (19/7/2011), dalam pembukaan Rapat Pleno XV ISEI.

Menurut Darmin, jika pasokan agregat tidak dikembangkan, dan permintaan agregat malah didorong lebih cepat, maka hasilnya bukan pertumbuhan ekonomi. Hasilnya justru akan menyebabkan inflasi lebih tinggi.

"Mudah-mudahan kita tidak masuk ke dalam kondisi itu. Namun, seluruh analisis saat ini menunjukkan seluruh sisi pasokan sudah hampir terkejar oleh perkembangan sisi permintaan. Kami cukup prihatin soal ini. Jangan sampai bergerak terlalu jauh dan lahirkan inflasi," katanya.

Atas dasar itulah, Indonesia harus berputar-putar pada wacana pertumbuhan ekonomi 6,5-6,6 persen, bukan antara 6,6 persen dan 8 persen.

"Masalah infrastuktr sudah sejak lama dipermasalahkan. Kita terpaksa membuat kegiatan dengan pembangkit listrik sendiri. PLN dengan generator sendiri. Belum lagi soal pelabuhan. Sebaiknya, kita meniru China, Thailand, Malaysia, dan Vietnam yang sudah memiliki lembaga pembiayaan infrastruktur," ujar Darmin.

Ketua Panitia Pelaksana Pusat Rapat Pleno XV ISEI, Edy Suandi Hamid, menyebutkan 650 peserta mengikuti rapat pleno itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com