Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Butuh Bank Pembangunan

Kompas.com - 20/07/2011, 11:59 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur, Indonesia membutuhkan sebuah lembaga pembiayaan yang dapat menjadi solusi dari terputusnya hubungan antara sumber pendanaan perbankan dan proyek infrastruktur, yakni dalam bentuk bank pembangunan. Bank pembangunan ini dapat membiayai proyek infrastruktur yang memang membutuhkan pembiayaan jangka panjang, skema pembiayaan yang tidak bisa didanai oleh perbankan umum biasa.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan hal tersebut di Pekanbaru, Riau, Rabu ( 20/7/2011), saat berbicara dalam Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XV.

Menurut Bambang, bank pembangunan ini dapat memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang karena dia diperbolehkan menerbitkan instrumen pembiayaan jangka panjang. "Jadi, kalau ada instrumen khusus infrastruktur, ini akan mengatasi missmatch karena sifatnya infrastruktur panjang, sedangkan bank berjangka pendek. Dengan demikian, dana infrastruktur bisa diatasi. Dia bisa mengeluarkan instrumen penggalangan dana dan hasilnya diberikan ke proyek infrastruktur yang berjangka panjang," ujarnya.

Bambang mendukung usul Kementerian Pekerjaan Umum untuk membiayai pembangunan infrastruktur hingga selesai. Kemudian, setelah infrastruktur itu selesai dibangun, pemerintah menjualnya kepada swasta. "Ini akan menjadi terobosan yang bagus karena masalah pembebasan lahan dan pembiayaan akan teratasi. Kalau tol dalam kota Jakarta, lalu Jagorawi dijual ke swasta, akan berbondong-bondong yang membeli," katanya.

Pemerintah mengerti kekhawatiran perbankan nasional yang tidak serta-merta memberikan kredit infrastruktur. Selain terjadi masalah missmatch pembiayaan, tetap ada risiko setelah proyek itu selesai, yakni tingkat pengguna yang rendah. Ini terjadi pada dua tol, yakni Tol Bandara Juanda, Surabaya-Kota, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar-Kota.  

"Bank dan skema lain sudah ada, ada proyek infrastruktur yang memang harus dibangun pemerintah, misalnya jalan arteri. Jadi, kami maklumi bank ragu ke infrastruktur. Bank swasta atau BUMN belum terpenuhi menjamin," kata Bambang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com