Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean BBM di SPBU Masih Berlangsung

Kompas.com - 20/07/2011, 21:18 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Samarinda, Kalimantan Timur, terus berlangsung selama sepekan terakhir.

Berdasarkan pantauan Rabu (20/7/2011) petang, melaporkan sejumlah SPBU terlihat tutup lebih awal akibat kehabisan stok BBM jenis premium atau bensin dan solar.

Di SPBU Jalan Biawan, aktivitas pengisian BBM terlihat sepi karena sejak Rabu siang, stok premium dan solar telah habis, sehingga pihak SPBU hanya melayani pembelian pertamax.

Sementara di SPBU Jalan Pemuda, antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat terlihat hingga ke jalan raya, sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang.

"Kami sudah sangat khawatir, sebab antrean BBM di SPBU sudah berlangsung sejak sepekan terakhir dan tidak ada tanda-tanda berakhir. Walaupun tidak separah beberapa bulan lalu, namun kelangkaan BBM ini sangat merepotkan kami," ungkap warga Samarinda, Firman.

Antrean cukup panjang selama sepekan terakhir juga terlihat di SPBU Jalan Kusuma Bangsa. Sejak pagi, puluhan mobil terlihat mengantre untuk mendapatkan solar dan premium.

Antrean motor yang hendak mengisi premium juga terlihat cukup panjang hingga ke Jalan Bhayangkara. "Saya terpaksa membeli bensin eceran karena tidak mau mengantre di SPBU. Antrean bisa hingga lebih satu jam sehingga cukup mengganggu aktivitas," kata Firman.

Sementara, di SPBU Jalan PM. Noor pada Rabu sore juga terlihat sepi akibat kehabisan stok bensin dan solar. Bahkan, SPBU di Jalan M. Yamin sejak Rabu siang sudah tidak melayani pembelian BBM.

"Kami berharap pemerintah segera mengatasi kelangkaan BBM ini sehingga tidak berlarut-larut. Apalagi menjelang bulan Ramadhan jika terus terjadi antrean akan semakin memicu kenaikan berbagai kebutuhan pokok," kata warga lainnya, Rudi.

Di tengah antrean panjang di SPBU, penjualan BBM secara eceran, khususnya jenis premium, juga semakin marak. "Kalau langka mengapa justru penjual eceran dengan mudah mendapatkan bensin. Banyak warga yang terpaksa membeli premium eceran karena tidak mau mengantre," katanya.

Harga eceran berkisar Rp 5.000 per botol dan bahkan sudah ada yang menjual hingga Rp 6.000. "Kami tidak mempermasalahkan harganya yang penting takarannya tidak dikurangi. Tapi kenyataannya banyak penjual BBM eceran yang mengurangi tarakannya sehingga sangat merugikan kami," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah segera menertibkan penjual eceran yang menaikkan harga seenaknya tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com