Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Waspadai Aksi Ambil Untung

Kompas.com - 21/07/2011, 09:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (21/7/2011) diperkirakan diwarnai aksi ambil untung. IHSG kemarin ditutup naik 27 poin (0,67 persen) ke level 4.050,63 dengan asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp 7 miliar. Saham-saham yang paling diburu kemarin adalah PGAS, BMRI, AEK, dan BNII.  

Di bursa AS, pada perdagangan Rabu (20/7/2011) waktu setempat Indeks Dow Jones ditutup turun 15,5 poin (0,12 persen) ke level 12,571,90 menyusul kekhawatiran yang muncul akan gagalnya upaya pemerintah AS dalam menetapkan batas kredit negara tersebut.

Sementara minyak light sweet diperdagangkan di harga 98,56 dollar AS per barrel menyusul ekspektasi akan meningkatnya jumlah permintaan dari negara pengkonsumsi energi terbesar tersebut. Rupiah sendiri kembali menguat 9 point ke level Rp 8.541 per dollar AS setelah lembaga peme ringkat Fitch mengatakan bahwa Indonesia akan mendapatkan investment grade sebelum akhir 2012.  

Etrading Securities memprediksi secara teknikal, kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin didukung dengan volume yang meningkat. Namun, perlu diwaspadainya aksi profit taking melihat pergerakan indikator stochastic yang telah membentuk deathcross di area overbought dan RSI yang juga telah berada di area overbought. Pada perdagangan hari ini, IHSG di perkirakan akan bergerak pada kisaran 4.005-4.072 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain, ITMG, PGAS dan SMGR.  

Sementara menurut Dirut Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga , fluktuasi IHSG tak terhindarkan mengikuti bursa global. Meski perdagangan kemarin saham-saham property naik tajam, IHSG tetap didukung saham-saham unggulan. " Ada baiknya kita mulai melirik sektor energi dan komoditas. Sektor perbankan cenderung stabil," kata Edwin.   

Hingga pukul 09.41 IHSG naik 4,44 poin ke posisi 4.055,072.

Adapun analis Indosurya Reza Priyambada mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdasarkan kurs BI menguat di level Rp 8.540 per dollar AS dari sebelumnya pada posisi  Rp 8.558 per dollar AS .Kenaikan itu  dipengaruhi sikap positif investor terhadap kondisi AS dan krisis utang Eropa yang akan bisa teratasi. Presiden Obama menyatakan setuju atas proposal yang disampaikan Gang of Six (grup bipartisan yang terdiri dari 6 orang senator).

Para pelaku  pasar menilai, hal ini menjadi indikasi akan tercapainya kenaikan batas atas utang AS dari level 14,29 triliun dollar AS. Rancangan program yang diajukan Gang of Six adalah pengurangan langsung beban utang 4 triliun dollar AS. Defisit tahunan akan dipangkas antara 3,7 triliun dan 4,7 triliun dollar AS  dalam 10 tahun mendatang.

Pada 2021, rasio utang pemerintah diharapkan turun sampai 70 persen  dari pendapatan domestic bruto  yang  senilai 14,66 triliun dollar AS. Lalu, adanya reformasi perpajakan, reformasi birokrasi, dan pengurangan beban utang sampai 500 miliar dollar AS dalam 10 tahun. Selain itu, pasar juga optimis terhadap pertemuan para menteri keuangan  Eropa kamis ini yang akan memberikan solusi atas penyelesaian krisis utang Yunani.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com