Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISEI: Pekerjaan Rumah Masih Menumpuk

Kompas.com - 21/07/2011, 16:47 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com -  Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia atau ISEI menyimpulkan masih banyak masalah yang harus diselesaikan dalam mensejahterakan rakyat dan mengentaskan kemiskinan.

Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk membuat kebijakan yang berkualitas untuk men ciptakan lapangan kerja, sehingga masalah kesejahteraan rakyat dan pengentasan kemiskinan bisa ditekan.

"Masih ada pekerjaan besar, yakni kesejahteraan rakyat dan masih banyak penduduk tertinggal yang masuk dalam kelompok penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 masih mencapai 31 juta jiwa atau 13,3 persen dari penduduk miskin. Adapun pengangguran terbuka mencapai 7,41 persen dari total penduduk," ujar Ketua Panitia Pengarah Rapat Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XV sekaligus Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Kerjasama Antarlembaga ISEI, Didik J Rachbini di Pekanbaru, Riau, Kamis (21/7/2011).

Rapat Pleno kali ini diberi tema Mencari Skema Pembiayaan Jangka Panjang untuk Pengembangan Infrastruktur dan Energi dan berlangsung pada 19-21 Juli 2011. Didik menyampaikan sebagian dari Sembilan Poin Perumusan Hasil Rapat Pleno tersebut.

Menurut Didik, bantuan langsung tunai atau BLT cenderung tidak efektif karena konsumtif. Penciptaan tenaga kerja menjadi penekanan karena pemerintah memiliki keterbatasan untuk menciptakan lapangan kerja secara langsung akibat keterbatasan melakukan investasi publik.

Oleh karena itu, sektor swasta harus tumbuh agar dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak lagi, ujarnya.

Sementara untuk meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia, maka secara umum daya secara global harus ditingkat kan. Secara relatif selama beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan daya saing Indonesia, namun masih ditingkati secara spesifik oleh daya saing dan ketersediaan infrastruktur yang kurang memadai dan masalah pasokan energi yang terbatas.

Dengan demikian, pertumbuhan permintaan agregat tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan penydiaan dan kualitas infrasruktur serta energi yang memadai. Karena itu, peningkatan pembangunan infrastruktur dan pasokan energi perlu menjadi prioritas kebiajakan pemerintah, sehingga faktor negara tidak menjadi kendala bagi pasar, investasi, perdagangan, serta momentum ekonomi yang sedang berkembang pesat saat ini.

"Rencana induk yang dicanangkan pemerintah terlihat sangat ambisius dengan rencana investasi sebesar Rp 4.000 triliun hingga tahun 2014. Sementara itu, kita melihat pengalaman beberapa tahun ini, kinerja kelembagaan pemerintah sangat lamban, investasi publik mandeg, koordinasi lemah, dan regulasi tidak pasti sehingga rencana tersebut berpotensi tidak bisa dicapai," ucap Didik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com