Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bisnis Rajutan, Dasep Sukses Kelola Koperasi

Kompas.com - 22/07/2011, 09:24 WIB

KOMPAS.com - Gurita jaringan minimarket dan ritel modern besar yang sampai ke pelosok tidak lantas menyapu para pemain lokal. Buktinya, masih ada yang bertahan, terus berkembang, bahkan bersaing dengan perusahaan besar. Contohnya SB Mart, Furnimart, dan Mer Furniture yang dimiliki Koperasi Sejahtera Bersama (KSB) Bogor.

Lihat saja, jaringan minimarket SB Mart bertebaran di Jawa Barat. Total, saat ini ada 45 gerai yang tersebar di Bandung, Bogor, hingga kawasan Puncak. Ada juga toko mebel Mer Furniture dan Furnimart yang punya sembilan toko di Depok, Kuningan, dan Bandung.

Omzet usaha ini juga cukup besar. Dalam sehari, satu gerai SB Mart bisa menghasilkan Rp 8 juta. Sebulan, keseluruhan minimarket tersebut menghasilkan Rp 9,6 miliar. Begitu juga dengan sembilan toko mebel yang omzetnya bisa mencapai Rp 1,3 miliar per bulan.

Keberhasilan bisnis KSB Bogor tidak bisa dilepaskan dari sosok Dasep Surahman, salah satu pendiri KSB sekaligus perintis SB Mart dan Furnimart. Di tangan pria kelahiran Sukabumi, 6 Desember 1972 ini, bisnis KSB semakin menggurita.

Darah pengusaha memang mengalir pada bapak dua orang putri ini. Meski lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Pak Mamad Akhmad, seorang pengusaha restoran di Sukabumi, dan Bu Atikah, Dasep tidak lantas mengandalkan kekayaan orangtua. “Saya sudah berusaha sejak muda,” ujarnya.

Setelah lulus dari jurusan teknik industri di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 1996, ia memutuskan menikah dan tidak bekerja kantoran. Ia tidak ingin pulang ke Sukabumi, tapi tinggal di Bandung.

Berbekal uang pinjaman dari orangtua sebesar Rp 10 juta, pada 1997, Dasep merintis bisnis rajutan dan pakaian bersama istrinya, Reny Hermawati, di Kota Kembang. Ia menggunakan uang itu untuk membeli satu unit mesin jahit seharga Rp 3 juta, dan sisanya untuk belanja bahan baku kain.

Bisnis pertama ini terbilang lancar. Dalam tempo tiga tahun, pelanggan sudah banyak. Tahun 2000, Dasep bisa membeli hingga 40 unit mesin rajutan. Karyawannya terus bertambah hingga mencapai 60 orang.

Sayangnya, pada tahun 2001, Dasep salah memenuhi pesanan pakaian dari pelanggan. Sudah bisa ditebak, pelanggannya menolak pengiriman barang. Alhasil, ribuan pakaian menumpuk di gudang dan ia menanggung kerugian puluhan juta rupiah.

Diajak bekas mentor

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com