Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Subsidi BBM Jadi Rp 129,7 Triliun

Kompas.com - 23/07/2011, 01:49 WIB

Jakarta, Kompas - Anggaran subsidi bahan bakar minyak ditetapkan senilai Rp 129,723 triliun dalam APBN Perubahan 2011 atau lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan awal antara Badan Anggaran DPR dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yakni Rp 117,59 triliun. Dengan demikian, secara total, subsidi energi, gabungan BBM dan listrik, pun melonjak dari perhitungan awal Rp 180,01 triliun menjadi Rp 195,723 triliun.

”Subsidi BBM, elpiji, dan BBN (bahan bakar nabati) Rp 129,723 triliun. Dalam jumlah anggaran itu termasuk subsidi BBM sebesar Rp 592,08 miliar dari pembatalan rencana kenaikan alpha BBM Rp 50 per liter sejak bulan Agustus 2011,” tutur Ketua Badan Anggaran DPR Melchias Markus Mekeng dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Jumat (22/7).

Penetapan dana subsidi BBM ini dilakukan pada saat di beberapa kota di Kalimantan terus terjadi antrean akibat kelangkaan BBM bersubsidi, khususnya solar, di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum. Sejauh ini belum ada langkah konkret pemerintah untuk mengatasi kondisi yang semakin membebani ekonomi masyarakat itu.

Mekeng menegaskan, dalam subsidi BBM, elpiji, dan bahan bakar nabati ini, pemerintah diminta mengkaji format baru Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah untuk subsidi BBM tahun 2012. Badan Anggaran DPR meminta Komisi VII DPR dan pemerintah membahas atau mengkaji lebih lanjut alpha BBM dan menjadi bahan pada saat pembahasan Rancangan APBN 2012.

Adapun subsidi listrik dalam APBN-P 2011 disepakati Rp 65,565 triliun. ”Subsidi listrik tersebut sudah menampung pembayaran kekurangan subsidi listrik tahun 2009 (sudah diaudit) sebesar Rp 4,580 triliun dan rencana penundaan pembayaran sebagian beban subsidi listrik tahun 2011 ke tahun berikutnya,” papar Mekeng.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, bagian dari subsidi listrik itu adalah pembayaran kekurangan subsidi listrik tahun 2009 senilai Rp 4,58 triliun. Itu tidak sampai menghambat aliran kas ke PLN meskipun tertahan dua tahun.

”Keterlambatan itu terjadi karena menunggu audit atas realisasi subsidi listrik 2009. Kami akan perbaiki terus pembayaran subsidi kepada Pertamina dan PLN agar tidak terlambat sepanjang tidak ada keterlambatan tagihan. Klarifikasi dilakukan di BP Migas, Kementerian ESDM. Mereka yang menghitung kurang bayar atau lebih bayar,” katanya.

Di samping itu, subsidi non- energi dalam APBN-P 2011 disepakati Rp 41,906 triliun. Subsidi itu dialokasikan untuk subsidi pangan Rp 15,267 triliun, subsidi pupuk Rp 18,803 triliun, dan subsidi benih Rp 120,3 triliun. Selain itu, ada bantuan kewajiban untuk pelayanan publik (PSO) Rp 1,849 triliun, subsidi bunga kredit program Rp 1,866 triliun, dan subsidi pajak Rp 4 triliun.

40,49 juta kiloliter

Subsidi BBM itu mengasumsikan volume BBM bersubsidi hanya dijatah hingga mencapai 40,49 juta kiloliter. Itu berarti ada kenaikan pagu volume BBM bersubsidi yang ditetapkan dalam APBN 2011 sebesar 38,6 juta kiloliter. Kuota volume BBM bersubsidi tersebut telah memperhitungkan subsidi bahan bakar nabati dan konversi minyak ke elpiji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com