Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Laba Bersih BNI Naik 41 Persen

Kompas.com - 26/07/2011, 03:34 WIB

Jakarta, Kompas - Bank BNI mencatat laba bersih Rp 2,73 triliun pada semester I tahun 2011, atau naik sekitar 41 persen dari periode sama tahun lalu senilai Rp 1,93 triliun. Peningkatan itu terutama didukung oleh perbaikan kualitas aset sehingga menurunkan beban pembentukan pencadangan aktiva produktif senilai Rp 520 miliar atau sekitar 25 persen.

Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, di Jakarta, Senin (25/7), mengungkapkan, selain perbaikan kualitas aset, pendapatan bunga bersih menopang kenaikan laba bersih sebesar 5 persen menjadi Rp 6,09 triliun, sedangkan pendapatan nonbunga naik 6 persen menjadi Rp 3,69 triliun. Laba bersih juga ditopang dengan penurunan biaya operasional sekitar 2 persen dari 4,48 triliun menjadi 4,39 triliun.

Peningkatan laba sebesar 41 persen itu menyebabkan return on asset (ROA) BNI naik dari 2,3 menjadi 3,0 persen. Di lain pihak, return on equity (ROE) turun dari 24,3 persen menjadi 19 persen akibat penambahan modal dari hasil rights issue pada Desember 2010.

”Upaya penajaman bisnis memberi hasil di semua lini bisnis BNI, sesuai arah bisnis pada pertumbuhan finansial berkelanjutan,” kata Gatot.

Strategi bisnis BNI terdiri dari tiga hal, yakni pertumbuhan laba konsisten dan berkelanjutan, penjagaan kualitas aset untuk mencapai rasio keuangan kompetitif dan lebih baik, serta peningkatan layanan.

Total aset BNI per akhir Juni 2011 tercatat Rp 260,65 triliun, atau tumbuh 16 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2010 sebesar Rp 225,49 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 9 persen dari Rp 184,20 triliun menjadi Rp 200,14 triliun.

Posisi outstanding total kredit mencapai Rp 152,90 triliun, naik 21 persen. Penyaluran kredit di segmen korporasi, segmen usaha kecil, dan segmen konsumer juga tumbuh. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, pinjaman di segmen korporasi tumbuh 25 persen menjadi Rp 56,84 triliun. Kredit usaha kecil naik 17,3 persen menjadi Rp 31,65 triliun. Kredit konsumer tumbuh 34 persen menjadi Rp 27,33 triliun, dan pembiayaan di bisnis internasional juga tumbuh 27 persen menjadi Rp 6,08 triliun.

Kustodian BRI

Kemarin, manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan memiliki dana kelolaan Rp 34,7 triliun. Jumlah itu meningkat cukup pesat dibandingkan tahun 2008 yang mencapai Rp 13,5 triliun.

Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menyampaikan, BRI adalah bank kustodian pertama yang menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. BRI juga menawarkan jasa penyimpanan, pengawasan, pengadministrasian dan pengelolaan harta kekayaan investasi dalam bentuk saham, obligasi, medium term note, promissionary notes sertifikat deposito, dan surat berharga lain yang dimiliki individu, korporasi, ataupun dana bersama. (BEN/IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com