Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricky Suhendar, Selalu Cari Tantangan

Kompas.com - 27/07/2011, 06:24 WIB

KOMPAS.com - Sesuatu yang menantang, inilah yang dicari bahkan disukai oleh seorang Ricky Suhendar. Kini, ia menjabat sebagai Senior Product Marketing Manager Pocari Sweat. Jabatan ini dilakoninya sejak Juni 2010.

Dunia pemasaran sebenarnya telah ia tekuni sejak September 2007, di perusahaan PT Amerta Indah otsuka ini. Namun, ia mengawalinya dengan produk Soyjoy. Awalnya ia tidak bekerja di bagian pemasaran.

Ia lebih dulu bekerja sebagai area sales manager selama sekitar satu tahun, selama Januari 2005-September 2007, di perusahaan asal Jepang ini.

Pemegang gelar sarjana jurusan teknologi pangan Institut Pertanian Bogor ini juga pernah menjadi seorang jurnalis media cetak dan penyiar radio. "Kalau ke Washington DC karena saya mendapat tawaran untuk aplikasi beasiswa S2 (pascasarjana) saya. Jadi, saya pindah ke sana untuk mengejar administrasi termasuk kursus TOEFL. Selama 6 bulan di sana. Selama di sana, saya menjadi koresponden buat media saya yang di Indonesia," ujarnya. Namun,

ia gagal mendapatkan beasiswa tersebut, dengan alasan universitasnya mengurangi kuota. "Padahal udah 99 persen yakin bisa masuk, yah balik lagi ke Jakarta. Tapi tidak lanjut di pekerjaan jurnalisnya, tetapi masuk ke Unilever sebagai Teritory Sales Supervisor," ujarnya, menceritakan pekerjaan yang digelutinya sebelum masuk menangani produk Soyjoy dan Pocari Sweat.

Apa yang menarik dari dunia pemasaran? Dari sekian pekerjaan yang telah digelutinya, bagian pemasaran ternyata lebih disukainya. Dalam mendukung karirnya di bidang ini, ia pun melanjutkan studi pascarsarjana jurusan marketing di Universitas Trisakti, sebelum ia bekerja di PT Amerta Indah Otsuka. "Sembari kuliah kerja di Unilever (saya kuliah). Terus keluar (dari Unilever) untuk terusin kuliah," ungkapnya.

Pemasaran baginya merupakan bidang pekerjaan yang dapat memberikan banyak tantangan. Karena tantangan inilah yang menyebabkan dirinya memberanikan diri untuk keluar dari perusahaan Unilever. "Gila lo keluar dari Unilever," ujarnya menyebutkan tanggapan dari temannya saat keputusan itu diambilnya.

Namun, ia menyebutkan, mencari tantangan baru sebagai alasannya keluar, bukan karena nominal penerimaan ataupun jabatan. Bagaimana ia "menjawab" tantangan di setiap pekerjaannya? "Tantangan selama di Unilever lebih banyak yang saya create sendiri, karena di sana itu sistemnya sudah jalan. Jadi, karyawan kalau tidak mencari tantangan sendiri, ya begitu-begitu saja kerjaannya. Dan, saya tidak mau stay at comfort zone," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, ia beserta tim pun menciptakan saluran bisnis yang baru. Ia membuka distribusi baru ke toko bangunan. Proyeknya ini pun berhasil, sehingga mendapatkan penghargaan dari perusahaan berupa "enterprised award." "Hal-hal kecil lainnya yang saya lakukan seperti membuat parcel ice cream walls. Hal yang selama itu tidak terpikirkan oleh perusahaan. Tapi scope-nya hanya untuk Jakarta saja," sebutnya.

Dalam menjawab tantangan produk baru Soyjoy, ia melakukan program reality show online pertama di Indonesia, yaitu Soyjoy Healthylicious. Namun sebelum program ini hadir, ia terlebih dahulu melakukan digital campaign Soyjoy untuk Singapura. Memang selain menjadi Product Marketing Manager Soyjoy untuk Indonesia, ia juga menangani hal yang sama untuk Singapura. "Setahun sebelumnya, Soyjoy punya campaign 'GI-JOY.com' di Singapura. Digital campaign ini sukses banget dan mampu menciptakan buzz untuk seluruh Singapura, sampai TV besar seperti Channel News Asia sempat memberitakan campaign soyjoy ini," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com