Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Daerah Dikembangkan Jadi Kota Sungai

Kompas.com - 28/07/2011, 19:55 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 21 daerah di Kalimantan Tengah akan dikembangkan menjadi kota sungai. Kalteng terpilih sebagai provinsi untuk proyek percontohan tersebut di Indonesia . Kebijakan itu membutuhkan dukungan pemerintah berupa keputusan presiden (keppres).

Koordinator Visi Indonesia 2033, Andrianof Chaniago di Palangkaraya, Kalteng, Kamis (28/7/2011), mengatakan, daerah-daerah yang dikembangkan tersebar di semua 14 kabupaten/kota di Kalteng. Setiap daerah yang akan didorong itu diistilahkan sebagai kota sungai .

Daerah-daerah yang akan dikembangkan antara lain Nanga Bulik di Kabupaten Lamandau, Pangkalanbun di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kuala Pembuang di Kabupaten Seruyan, Tumbang Samba dan Kasongan di Kabupaten Katingan, Kuala Kurun di Kabupaten Gunung Mas, dan Sampit di Kabuten Kotawaringin Timur.

Sektor-sektor yang dikembangkan misalnya budidaya perikanan, wisata, dan tempat pertemuan tergantung dari keunggulan setiap daerah. Menurut Chaniago, Kalteng dipilih sebagai proyek percontohan karena punya sungai-sungai besar seperti Kah ayan, Kapuas, dan Barito.

Selain itu, tingkat pencemaran dan eksploitasi sungai masih cenderung rendah. Menurut Chaniago biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan kota-kota tersebut belum diperkirakan. Pemerintah kabupaten/kota yang mengetahui persis wilayah masing-masing dan akan menghitungnya, tuturnya.

"Sumber dana diharapkan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta daerah. Sementara, pihak swasta akan dilibatkan untuk membangun sektor komersil. Jika prosesnya berjalan lancar, rencana pembangunan kota-kota itu akan terwujud pada tahun 2033," katanya.

Rencana pengembangan itu harus menjadi visi bersama antara pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Kalteng. Akan tetapi, rencana juga harus menjadi kepentingan nasional. Karena itu, tutur Chaniago, peran pemerintah pusat dibutuhka n dengan mengeluarkan regulasi.

"Idealnya, regulasi tersebut berupa keppres. Jadi, kementerian-kementerian dapat dikoordinasikan dan mendukung rencana pengembangan kota sungai," katanya.

Chaniago mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah asal Kalteng untuk mendorong pemerintah mengeluarkan keppres . Jika berjalan lancar, produk hukum itu diharapkan dapat disahkan dalam dua tahun.

"Lalu, proses berikutnya bisa dilanjutkan . Kota-kota itu juga akan diatur sedemikian rupa dan menjadi kawasan hijau sehingga ramah lingkungan serta tertata rapi," katanya.

Peneliti Visi Indonesia 2033, M Jehansyah Siregar mengatakan, pihaknya tengah melakukan survei awal untuk menentukan dan menetapkan batas kawasan studi perencanaan. Hasil dari kegiatan itu yakni laporan pendahuluan mengenai gambaran awal dari 21 kota sungai.

Menurut Jehansyah, Kalteng merupakan salah satu dari sedikit provinsi dengan banyak sungai yang potensial untuk dikembangkan. "Sejumlah kota di dunia terkenal sebagai kawasan yang indah karena sungainya seperti Paris, Wina, Kairo, Tokyo, dan Roma sehingga bisa dijadikan acuan,"ujarnya.

Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menyambut positif rencana pengembangan daerah-daerah di tepi sungai tersebut. Pembangunan diharapkan bisa membuat kota-kota yang dikembangkan menjadi lebih produktif, tertata rapi, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com