Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Saham Pilihan untuk Jangka Panjang

Kompas.com - 05/08/2011, 08:59 WIB

KOMPAS.com- Kekhawatiran terhadap pelambatan yang bisa berujung krisis membayangi perekonomian AS dan Eropa. Namun kondisi fundamental perekonomian dalam negeri Indonesia tidak perlu menimbulkan kecemasan berlebihan. Di pasar modal, investor yang berorientasi jangka panjang masih bisa hold saham-saham pilihan yang memiliki fundamental baik.  

Di Amerika Serikat, bursa Dow Jones kehilangan 1300 poin atau sekitar 10,5 persen dalam dua pekan terakhir. Ini setara dengan kehilangan hampir 1,3 triliun dollar AS. Pada penutupan kemarin atau pagi ini di Indonesia bursa Dow Jones turun 512 poin (431 poin) dan berada di level 11.383,68. Ini merupakan penurunan terdalam sejak 1 Desember 2008.  

Bursa Eropa akhirnya juga ditutup turun setelah merespon kekhawatiran investor terhadap krisis utang di Italia dan Spanyol. Padahal di awal perdagangan, bursa saham Eropa sempat menguat dan data ekonomipun tidak terlalu buruk. Data ekonomi yang dirilis, yaitu Factory Orders Jerman di level 1,8 persen (month on month) dari sebelumnya 1,5 persen. Suku bunga Inggris tetap di level 0,5 persen dan suku bunga Eropa tetap di level 1,5 persen .  

Kemarin di Indonesia, IHSG ditutup turun 14 poin (0.35 persen) ke level 4,122.09 masih karena dampak sentimen negatif dari bursa global ditambah dengan aksi ambil untung sejumlah investor asing.  

Namun dilihat dari sisi fundamental, Indonesia dinilai cukup kuat. Negeri ini disebut satu-satunya dari negara anggota ASEAN-4 yang diprediksi bakal lebih stabil dengan dorongan kuat dari sisi permintaan, sehingga mampu tumbuh 6,4 persen (2011) dan 6,7 (2012). Anggaran utang pemerintah terhadap PDB di bawah 30 persen juga dinilai masih masuk akal bagi penguatan perekonomian.

Sebagai tujuan investasi, Indonesia saat ini dinilai lebih menarik dibandingkan China dan India sekalipun. Kedua negara itu dianggap sudah mengalami masa pemanasan berlebihan karena pengembangan infrastruktur dan sektor riil lainnya semakin kecil. Indonesia harus mampu memanfaatkan kondisi kurang menguntungkan kalau tidak mau disebut cenderung mengkhawatirkandi kawasan Eropa dan AS.

Walaupun bulan ini ada hari raya Idul Fitri sehingga ada potensi peningkatan inflasi, kami melihat inflasi year on year (tahunan) masih tetap di bawah 5 persen sehingga BI Rate (suku bunga acuan BI) masih 6,75 persen, kata analis Henan Putihrai Sekuritas, Felix Sindhunata.

Bulan ini, IHSG diprediksi berpotensi naik ke level 4.250-4.300, dengan dukungan kinerja saham-saham perbankan dan konsumsi plus perbaikan kinerja saham pertambangan seiring membaiknya cuaca pada semester kedua tahun ini. Indeks kemudian diperkirakan terus naik dengan target di level 4.400 di akhir tahun atau meningkat sekitar 19 persen dibandingkan posisi IHSG di akhir tahun lalu di level 3.699. Investor jangka panjang dapat tetap mengoleksi saham-saham pilihan dari perusahaan dengan fundamental yang baik.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com