Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat

Kompas.com - 05/08/2011, 14:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dalam menghadapi kondisi perekonomian dunia yang semakin memburuk. Kekuatan ekonomi Indonesia paling tidak berlaku selama empat tahun ke depan.

Ini dikemukakan oleh pengamat ekonomI Aviliani kepada Kompas.com, via telepon, di Jakarta, Jumat ( 5/8/2011 ).

"Biasanya aksi ambil untung hanya sementara. Seminggu lagi paling akan kembali bagus. Karena pemain (pasar) itu memanfaatkan isu-isu yang bisa diambil keuntungannya," ujar Aviliani.

Terhadap kondisi buruk yang terjadi sekarang ini di negara-negara Barat, ia mengatakan, bahwa ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapinya. Namun, hal yang ia takutkan adalah pengaruh Rupiah yang menguat terhadap kecenderungan pasar domestik untuk melakukan impor. "Ini bisa kebanyakan impor, karena ekspor lebih murah," tambah dia.

Untuk itu, ia berharap pemerintah memperhatikan batasan impor sehingga tidak mengganggu perekonomian nasional. "Jangan sampai dalam empat atau lima tahun ke depan, kita ketergantungan impor," ucap dia.

Maka, basis industri nasional pun harus diperkuat. Selain itu, kembali ia mengingatkan agar pemerintah dalam jangka pendek ini, segera memanfaatkan investasi yang masuk untuk membangun infrastruktur. "Ini yang saya belum lihat. Pembangunan infrastruktur (harus) besar-besaran," ujarnya.

Memang seperti diberitakan, perdagangan saham di bursa Amerika Serikat anjlok. Ini terjadi karena kekuatiran akan pelemahan fiskal di Italia dan Spanyol. Juga kekuatiran atas kemampuan zona Euro dalam mengatasi krisis.

Bukan hanya Eropa, kekuatiran akan kondisi ekonomi Amerika Serikat juga turut menjadi penyebab. Kondisi ekonomi AS tidak juga membaik sekalipun telah terjadi kesepakatan untuk menaikkan pagu utang.

Bahkan, ada pengamat yang berpandangan bahwa krisis ekonomi dunia akan mengarah pada resesi ganda (double-dip recession).

Apa yang terjadi di bursa AS berimbas kepada bursa Asia, diantaranya Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Bursa turut anjlok dengan penurunan sebesar 4 persen.

Bursa Efek Indonesia juga tidak terlepas dari kondisi buruk ini. Pada perdagangan hari ini, pelaku pasar melakukan aksi jual untuk mengambil keuntungan.

Dampak lain dari melemahnya perekonomian dunia ini, harga emas pun sempat melonjak menjadi 1681 ,72 per troy ounce (setara dengan 31,1 gram).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com