Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Percaya Bank Dunia dan IMF Lagi

Kompas.com - 24/08/2011, 02:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Jika Indonesia ingin mengatasi secara drastis angka kemiskinan, maka jangan lagi percaya pendekatan yang ditawarkan Bank Dunia atau Word Bank dan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Pendekatan kedua badan dunia tersebut tak efektif dan tetap membuat orang miskin berada pada kasta terbawah, sementara mereka yang berkuasa, meskipun dengan cara mencuri dari orang miskin, akan tetap berada di atas.

Kritik keras tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan, HS Dillon, dalam kampanye gerakan "Cukup Sudah Pembiaran Kemiskinan" yang dimulai di Jakarta, Selasa (23/8/2011).

Dillon mengatakan, efektivitas dari pendekatan yang selama ini dipakai sudah berkurang. "Jadi, yang jelas, cara yang lama tidak bisa terus dipakai," katanya.

Menurut Dillon, yang saat ini dihadapi adalah kondisi kemiskinan ekstrem sehingga pendekatannya harus berbeda. Kemiskinan menurut dia adalah masalah struktural sehingga pendekatannya pun harus struktural juga.

"Kemiskinannya struktural, tetapi dipakai penghamparan orang-orang yang sudah mapan di Bank Dunia dan IMF. Mereka mau orang miskin boleh naik, tetapi mereka yang sudah berkuasa jangan terganggu. Harus dilakukan paradigma people driven development, artinya pembangunan itu harus mulai dari mereka yang paling lemah, bukan mereka yang sudah kuat," kata Dillon.

Kondisi kemiskinan ekstrem ini bisa terlihat antara lain dari ketimpangan antara mereka yang kaya dan yang miskin pada hari ini di Indonesia.

"Coba bayangkan ada satu kelompok yang bisa menguasai satu juta hektar lahan, sementara petani kita di Jawa ini satu bahu saja enggak punya. Itu masalahnya. Kalau selama ini yang dipakai penghamparan IMF terus, yang dikerjakan hanyalah mencoba mengangkat yang di bawah tanpa mengubah struktur. Tetap saja dia di bawah, tetap jadi babu dia," kata Dillon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com